Selasa 16 Jul 2024 18:47 WIB

Belanja Perang Capai Rp 356 Triliun, Defisit Israel Melonjak, dan Utang Mengancam

PM Netanyahu menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat senior ekonomi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabat senior ekonomi menggelar pertemuan tingkat tinggi pertama  mengenai anggaran negara 2025 pada Senin. Anggaran tersebut upayakan untuk disetujui oleh parlemen pada akhir tahun 2024.

Gubernur Bank of Israel Amir Yaron, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, direktur jenderal kementerian keuangan dan penasihat ekonomi Netanyahu berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Demikian menurut pernyataan bersama yang tidak memberikan rincian diskusi tersebut.

Baca Juga

Setelah penurunan peringkat kredit oleh S&P dan Moody's, Smotrich berada di bawah tekanan untuk mempertahankan tanggung jawab fiskal pada saat defisit anggaran membengkak. Defisit anggaran melebar jauh akibat perang melawan pejuang Hamas Palestina, yang kini memasuki bulan ke-10.

Pengeluaran untuk perang telah mencapai 80 miliar shekel atau sekitar Rp 356 triliun ($22 miliar) dan investor sedang mengamati apakah Smotrich memiliki kemauan politik dalam koalisi partai sayap kanan dan agama untuk melakukan penyesuaian fiskal yang besar.

Seperti diketahui anggaran tahun 2024 yang disetujui sebelum perang telah diubah untuk memasukkan belanja tambahan sekaligus menaikkan target defisit anggaran menjadi 6,6% PDB tahun ini dari rencana 2,25%. Hanya saja sampai  Juni  defisit  telah mencapai 7,6% PDB.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement