REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penembakan terhadap Donald Trump masih menimbulkan banyak tanda tanya. Terutama tentang motif dari pelaku menembak kandidat presiden dari Partai Republik tersebut.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi Thomas Matthew Crooks menembak Donald Trump. Apakah karena motif kebencian atau motif balas dendam.
Trump sendiri disebut selamat berkat gerakan memiringkan kepala sesaat yang mengalihkan peluru. “Saya tidak seharusnya berada di sini, saya seharusnya sudah mati,” kata Trump dalam wawancara eksklusif dengan New York Post yang dilaporkan pada Senin.
Namun sejumlah spekulasi dan teori konspirasi muncul dari upaya pembunuhan Donald Trump.
Berikut empat teori pembunuhan Donald Trump dilansir CBS News.
1. Penembakan Diperintahkan Biden
Salah satu teori konspirasi yakni penembakan diperintahkan oleh Biden. Anggota dewan Mike Collins (R-GA) mengunggah di akun X pribadinya bahwa "Joe Biden mengirimkan perintah."
Collins menunjuk pada kutipan dari presiden Biden yang mengatakan bahwa dia sudah selesai membicarakan perdebatan, dan sudah waktunya menempatkan Trump pada sasaran tepat.
Kutipan tersebut faktanya diambil di luar konteks. Maksud yang benar, kutipan itu merupakan percakapan pribadi dengan para donor di mana presiden mendesak mereka untuk memusatkan perhatian dari perdebatan dan beralih ke Trump. Tidak ada bukti bahwa Biden terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut.
Pada Sabtu malam, Biden mengatakan dia sangat bersyukur bahwa Trump telah pulih. Ia pun telah menghubungi Donald Trump. “Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan seperti ini,” kata Trump.
Namun dalam postingan X yang ditonton ratusan ribu kali, ahli teori konspirasi Alex Jones mendorong klaim tidak berdasar bahwa serangan itu adalah upaya pembunuhan "deep state" dan "kudeta yang gagal".
Teori konspirasi diperkuat di saluran 'Proud Boys'. Banyak poster disebar tanpa dasar yang menuduh bahwa rancangan undang-undang Partai Demokrat untuk mencabut perlindungan Dinas Rahasia dari para terpidana penjahat, termasuk Trump, adalah bukti bahwa pembunuhan itu direncanakan.
2. Dinas Rahasia Sengaja Mengizinkan
Spekulasi kedua dari penembakan Trump yakni Dinas Rahasia sengaja mengizinkan aksi pelaku. Seorang pengguna anonim di forum 4chan, yang terkenal dengan troll dan informasi yang salah, mengaku sebagai penembak jitu Dinas Rahasia dan menulis bahwa dia diberi perintah oleh kepala Dinas Rahasia untuk tidak menembak calon pembunuh tersebut.
Klaim tersebut, tanpa bukti. Namun kemudian beredar ke forum-forum yang lebih mainstream.
Tim penembak jitu Dinas Rahasia menembak dan membunuh pria bersenjata itu beberapa saat setelah dia melepaskan tembakan.
Sebuah foto seorang agen Dinas Rahasia wanita di belakang Trump digunakan untuk mengeklaim bahwa dia memilih untuk meringkuk di belakang mantan presiden tersebut daripada mengambil tindakan untuknya.
Namun faktanya, foto-foto dan rekaman video yang diverifikasi menunjukkan bahwa agen tersebut adalah bagian dari kelompok mengelilingi Trump ketika dia diantar ke luar panggung.
Pengguna lantas menuduh tanpa bukti di X bahwa sumber daya Dinas Rahasia dialihkan dari kampanye Trump untuk melindungi ibu negara Jill Biden pada acara kampanye di Pittsburgh.
Namun klaim tersebut telah dibantah oleh juru bicara Dinas Rahasia Anthony Guglielmi. Menurut Guglielmi, Trump sebenarnya diberi sumber daya perlindungan tambahan sebagai bagian dari peningkatan waktu perjalanan.