Rabu 10 Jul 2024 18:33 WIB

Sustainable District Outlook, Transformasi Kabupaten Lestari Menuju Kemandirian di 2045

Sebanyak 361.309,61 hektar lahan di 9 kabupaten telah dilegalisasi.

Sustainable District Outlook 2024 dengan tema Transformasi Kabupaten Lestari Menuju Visi Indonesia 2045: Aksi, Inovasi, dan Kolaborasi.
Foto: Dok. LTKL
Sustainable District Outlook 2024 dengan tema Transformasi Kabupaten Lestari Menuju Visi Indonesia 2045: Aksi, Inovasi, dan Kolaborasi.

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) mengadakan acara Sustainable District Outlook 2024 dengan tema "Transformasi Kabupaten Lestari Menuju Visi Indonesia 2045: Aksi, Inovasi, dan Kolaborasi." Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting seperti pemerintah kabupaten, mitra pembangunan, sektor swasta, dan komunitas lokal untuk menyoroti bagaimana 9 kabupaten LTKL sejauh ini berproses merealisasikan komitmennya dalam bertransisi menjadi kabupaten hijau serta mempromosikan praktik baik dan model kolaborasi multipihak yang mendorong percepatan berbagai perubahan di kabupaten.

Baca Juga

Penyelenggaraan Sustainable District Outlook berdampingan dengan Rapat Umum Anggota

LTKL yang diadakan setiap tahunnya, yang ditandai dengan peluncuran laporan tahunan LTKL.

Berdasarkan Deklarasi Visi Kabupaten Lestari 2030, anggota LTKL berkomitmen untuk melindungi setidaknya 50% dari ekosistem penting dan meningkatkan kesejahteraan sekitar 1 juta keluarga yang tinggal di sekitarnya. Untuk mencapai tujuan ini, LTKL menggunakan pendekatan kolektif dan kolaboratif dengan lima pilar utama. Kelimanya itu adalah Perencanaan daerah, inovasi

Kebijakan & kerangka peraturan, penguatan proses multipihak, Pengembangan inovasi bisnis

Berkelanjutan, dan Pelaporan kemajuan dan komunikasi.

Ristika Putri Istanti, Kepala Sekretariat LTKL, menyebutkan, tahun 2024 menjadi momen

penting bagi Indonesia dengan pergantian pemerintahan yang mempengaruhi kebijakan dan

rencana pembangunan berkelanjutan. "LTKL, yang merupakan asosiasi pemerintah kabupaten yang fokus pada pembangunan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan, bekerja sama dengan sembilan kabupaten anggota dan 26 mitra pembangunan,” kata dia. 

Sejak pendeklarasian Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) sebagai sebuah asosiasi pada

tahun 2017, LTKL telah mencapai berbagai prestasi yang signifikan. Selama periode setahun

ini, ada beberapa sorotan capaian yang krusial. Sebanyak 361.309,61 hektar lahan di 9 kabupaten telah dilegalisasi melalui peraturan reforma agraria.

Selain itu, 78.421,31 hektar

lahan di 6 kabupaten telah ditetapkan sebagai Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).

Di sisi lain, 243 program bersama telah dihasilkan di 7 kabupaten, dan sebanyak 298 orang muda yang tinggal di kabupaten telah terhubung dengan green jobs.

Jika ditotalkan selama

setahun kebelakang, anggota LTKL telah melakukan terobosan terutama dalam hal mendorong

inovasi berbasis alam. Tercatat dari inovasi dan pengembangan portfolio bisnis di kabupaten

LTKL didapatkan komitmen investasi dan kerjasama program senilai lebih dari 300 milyar dari

momentum Festival Lestari dari pertengahan tahun 2023 lalu.

Selain itu, dana dukungan

operasional UMKM sebesar Rp1,173 miliar dari mitra LTKL telah disalurkan untuk pengembangan 115 usaha melalui 29 program di 6 kabupaten guna mendukung ekonomi lokal dan pembangunan berkelanjutan. Insentif publik seperti contohnya dari Dana Reboisasi DBH

Sawit sebesar +54 Miliar diterima dan dikelola oleh kabupaten Siak. Sepanjang tahun ini ada 54

mitra yang bekerja di level nasional maupun tapak mendukung kabupaten anggota bertransformasi.

Jarot Winarno, Bupati Sintang sekaligus Ketua Umum LTKL menyampaikan, pemaparan visi dan capaian-capaian sekretariat LTKL dan Kabupaten anggota di acara ini

menjadi sebuah penanda bergeraknya LTKL memasuki fase yang baru.

"Saat ini kabupaten di

LTKL sedang mencoba memulai model ekonomi yang baru yaitu model ekonomi yang

memulihkan.Kabupaten LTKL banyak menghadapi ancaman kebencanaan maupun limitasi

dalam meningkatkan ekonominya, maka melihat bahwa ada kabupaten yang 70% sawit, sementara ada juga kabupaten yang lebih dari setengahnya adalah lahan gambut dan hutan, maka ada dua jalur transformasi yang dilakukan. Dari paparan Sustainable District Outlook dapat dilihat ada dua model transformasi ekonomi yang didorong di kabupaten, yang pertama adalah model ekonomi yang berbasis pada transformasi rantai pasok komoditas berkelanjutan dan yang kedua adalah yang berbasis pada pengembangan inovasi berbasis alam dari keanekaragaman hayati.”

Banyak terobosan yang berhasil kami capai, seperti bagaimana Aceh

Tamiang berhasil mengakselerasi proses birokrasi untuk perolehan STDB di sektor sawit di

Aceh Tamiang. SHM jadi lebih mudah didapatkan, hingga hari ini petani Aceh Tamiang sudah

menerima 2.000 SHM secara gratis dan 4.000 STDB, atau sekitar 40% capaian target nasional. Atau bagaimana kabupaten Sintang meluncurkan Perbup SIntang Collaborative Governance yang merupakan kebijakan inovatif dimana secara formal kerja kolektif multipihak ditetapkan sebagai model kerja di Sintang.Bentuk capaian perencanaan lainnya adalah telah disinergikannya dokumen RPJPD untuk periode 2025-2045 dengan komitmen perlindungan

ekosistem, percepatan inovasi dan investasi berbasis alam serta pengembangan usaha dan

SDM lokal di kabupaten.

 

Sarman Simanjorang, Direktur Eksekutif Apkasi menjelaskan, Apkasi menyambut baik dan

memberikan apresiasi kepada LTKL yang telah menyelenggarakan Sustainable District Outlook.

Sebagai mitra strategis Apkasi, LTKL senantiasa memberikan inovasi, terobosan, dan inspirasi

tentang langkah-langkah nyata berbasis gotong royong, kerjasama multipihak dalam

mendorong ekonomi lestari di kabupaten.

"Ini tentu sejalan dengan apa yang dilakukan Apkasi

dan kami berkomitmen untuk mendorong seluruh kabupaten anggota Apkasi untuk juga

berkomitmen dan melakukan atau mereplikasi upaya yang serupa sesuai dengan karakteristik

kabupaten masing-masing, menuju Indonesia Emas 2045.”

Dalam kesempatan ini pula diluncurkan Sigi Investment Outlook berjudul Ekonomi

Regeneratif: Daya Tarik Investasi Yurisdiksi, di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 2024,

yang merupakan portofolio investasi kedua yang diluncurkan oleh kabupaten anggota LTKL

setelah sebelumnya pada 2022 Kabupaten Siak meluncurkan Siak Investment Outlook-nya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement