Ahad 07 Jul 2024 12:26 WIB

Hassan Sunny, Kiper Singapura Donatur Muhammadiyah Welfare Home, Dulu Jual Nasi Padang

Hassan Sunny sadar uang yang diperoleh dari penggemar bukan haknya.

Rep: Thr/ Red: Teguh Firmansyah
 Hassan Sunny dari Singapura, ketiga kiri, dan Elkan William Tio Baggott dari Indonesia bersaing memperebutkan bola pada pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Piala Suzuki AFF 2020 antara Singapura dan Indonesia di Singapura, Rabu, 22 Desember 2021.
Foto:

Pengalamannya sebagai penderita asmalah yang memulai serangkaian kompetisi yang kini membuatnya mendapatkan lebih dari 100 caps internasional.

“Ketika saya berusia 13 tahun, saya mengikuti uji coba di klub sebagai gelandang kiri atau sayap kiri, tetapi karena asma saya, saya selalu kesulitan setelah beberapa kali berlari, merasakan serangan panik, dan harus duduk dan beristirahat."

“Pada akhir uji coba, saya tidak terpilih dan mereka memulangkan saya, namun saat keluar, saya melihat bahwa hampir tidak ada orang yang akan duduk sebagai penjaga gawang," ujarnya.

"Jadi saya pikir saya akan mencobanya, tanpa sarung tangan atau apa pun, dan dari sana aku terpilih."

Saat itu Hassan mungkin terpilih, tapi hanya sebagai kiper pilihan ketiga. Namun takdir berkata lain, Hassan muda tampil di turnamen sepak bola yang dimenangkan timnya, mendapatkan kesempatan untuk terbang ke London dan mewakili Singapura di turnamen global.

Di sana ia ditemukan oleh pelatih muda nasional saat itu, Robert Lim, yang mengundang penjaga gawang tersebut ke kamp nasional. Sisanya, seperti kata mereka, adalah sejarah.

Ia menjadi salah satu pemain yang masuk ke Akademi Sepak Bola Nasional Singapura pada tahun 2000. Empat tahun kemudian Hassan melakukan debut internasionalnya untuk Lions, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-20.

Hebatnya setelah usainya ke-40, ia kini masih menjadi penjaga negara dan, seperti yang ia jelaskan, masih memiliki semangat dan semangat yang sama terhadap olahraga ini.

“Saya telah menghadapi lebih banyak titik terendah daripada titik tertinggi dalam karier sepak bola saya, tetapi setiap kali ada peluang untuk menang, itu adalah perasaan yang manis." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement