Ketiga yakni alasan ekonomi. Banyak orang Arab, yang prioritas utamanya adalah keuntungan ekonomi, tidak ingin meninggalkan kenyamanan dan kekayaan mereka. Mereka tidak ingin bisnisnya dirugikan oleh Zionis dan pendukungnya.
Kebanyakan elite Arab melakukan bisnis di negara-negara Barat. Elite Arab sangat bergantung pada kalangan bisnis internasional, yang sebagian besar didominasi oleh kalangan Barat.
Mereka tidak berniat melakukan sesuatu yang akan merugikan bisnis dan kenyamanannya. Oleh karena itu, satu-satunya kontribusi yang mereka berikan hanyalah bantuan kemanusiaan, yang tidak menjangkau masyarakat Palestina yang membutuhkan.
Keempat, pemerintah Arab terancam oleh negara-negara Barat. Kekuatan global yang pro-Israel telah mengancam pemerintah dan aktor-aktor pro-Palestina. Para pendukung rezim Zionis telah mengintimidasi setiap aktor di seluruh dunia atas dukungan mereka terhadap Palestina dan menghalangi mereka mengambil posisi anti-Israel.
Dengan kata lain, karena ketergantungan ini, tidak ada pemerintah Arab yang berani bersuara melawan Israel dan para pendukungnya. Mirip dengan aktor masyarakat masing-masing, mereka juga mengikuti kebijakan bebas biaya terhadap perkembangan terkini di Gaza. Meskipun mereka memberikan dukungan kemanusiaan kepada warga Palestina, mereka berhati-hati untuk tidak mengambil tindakan nyata terhadap negara Israel.
Secara keseluruhan, pemerintah dan masyarakat Arab enggan mengambil tindakan nyata terhadap negara Zionis dan pendukungnya. Mereka terlalu lemah secara sosial, rentan secara ekonomi dan bergantung secara politik untuk mengambil tindakan efektif melawan kekejaman Israel. Namun, keheningan ini mungkin tidak berlangsung selamanya, energi yang terkumpul di garis patahan suatu hari nanti dapat menyebabkan ledakan.