Jumat 28 Jun 2024 06:40 WIB

Mengenang Tragedi Terorisme di Makkah 1979: Aksi Berujung Kegagalan

Musim haji pada tahun 1979 M/1400 H diusik oleh serangan teroris di Masjidil Haram.

Sejumlah tentara Arab Saudi dengan memakai masker gas akan memasuki koridor bawah-tanah Masjidil Haram, Makkah. Pasukan ini akan meringkus teroris yang menyerang Masjid Suci pada 1979.
Foto:

Aparat keamanan maupun militer Arab Saudi tidak bisa langsung menguasai kondisi. Sebab, Juhaiman dan kelompok terorisnya tidak hanya memblokir tiap pintu, tetapi juga menyandera dan menodongkan senjata api pada jamaah yang masih berada di dalam Masjid Suci.

Ketika peristiwa nan menegangkan ini terjadi, raja Saudi sedang beristirahat di Istana Riyadh lantaran mengidap flu. Adapun Pangeran Fahd sedang berada di Tunisia, memenuhi undangan presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter.

Hampir dua pekan lamanya Masjidil Haram dikuasai kelompok teroris ini. Rupanya, Juhaiman dan gerombolan memang sudah mempersiapkan dengan matang aksinya ini. Mereka membawa bukan hanya persenjataan, melainkan juga logistik makanan dan minuman yang kiranya mencukupi kebutuhannya berhari-hari.

Semula, aparat militer Arab Saudi saat mengepung Masjidil Haram sama sekali tidak berani melakukan serangan. Sebabnya amat sangat jelas.

Baitullah adalah tanah suci yang di sana tidak boleh terjadi pertumpahan darah. Jangankan manusia, hewan-hewan semisal burung pun tidak boleh dibunuh di dalamnya. Selama beberapa hari, kebuntuan terjadi.

photo
Sebagian dari anggota kelompok teroris yang menyerang Masjidil Haram, Makkah, tahun 1979. Mereka tampak akan menghadapi tuntutan. - (dok wikipedia)

Pada akhirnya, Dewan Ulama Arab Saudi mengeluarkan fatwa yang membolehkan pihak berwajib untuk membunuh “agresor Masjidil Haram” ini. Sesudah terbitnya maklumat alim ulama ini, segera militer Saudi menjalankan tindakan yang terukur.

Baku tembak pun terjadi antara kedua belah pihak di kompleks Masjidil Haram. Angkatan bersenjata Kerajaan Saudi turut didukung militer Prancis, terutama dalam aspek penyediaan senjata gas-bius.

Memasuki awal Desember 1979, kelompok teroris makin terdesak. Muhammad al-Qahtani tertembak dan tewas. Hal itulah yang lantas menyurutkan mental mereka, yang sebelumnya percaya bahwa saudara ipar Juhaiman tersebut adalah “imam mahdi.”

Akhirnya, pada 4 Desember 1979 Juhaiman dan gerombolannya kehabisan logistik dan amunisi. Tak menunggu waktu lama, para teroris ini pun menyerah.

Menurut data resmi Arab Saudi yang dirilis beberapa hari kemudian, peristiwa berdarah ini menyebabkan 255 orang jamaah haji meninggal dunia. Namun, sebagian sumber menyebut jumlah korban jiwa mencapai 1.000 orang dan 450 orang luka-luka.

Pemerintah Saudi menjatuhkan vonis hukuman mati kepada 65 teroris yang tertangkap pada hari itu. Adapun Juhaiman al-‘Utaibi dieksekusi dengan cara dipancung pada 9 Desember 1980.

photo
Sebagian dari anggota kelompok teroris yang menyerang Masjidil Haram, Makkah, tahun 1979. Mereka tampak akan menghadapi tuntutan. - (dok wiki)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement