Selasa 25 Jun 2024 06:32 WIB

Data Bais TNI Diklaim Ikut Diretas, Begini Tanggapan Kapuspen

MoonzHaxor juga mengeklaim meretas Inafis Polri dan menjual datanya Rp 16,3 juta.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Nugraha Gumilar saat ditemui di kantornya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2024).
Foto: Antara/Genta Tenri Mawangi.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Nugraha Gumilar saat ditemui di kantornya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumilar menyatakan, tim Siber TNI saat ini masih memeriksa dan mendalami dugaan peretasan data milik Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. Sampai saat ini, pihaknya belum dapat membenarkan atau membantah dugaan peretasan itu.

"Terkait (informasi) akun X Falcon Feed yang menyiarkan bahwa data Bais TNI diretas, sampai saat ini masih dalam pengecekan mendalam oleh Tim Siber TNI," kata Nugraha saat dihubungi di Jakarta, Senin (25/6/2024).

Baca: Kapten Laut Rayhan Lulus dari Naval Postgraduate School di AS

Di lini masa media sosial X, akun ‪@‬FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber termasuk dari situs gelap (dark web) mengumumkan adanya peretasan oleh peretas MoonzHaxor dari BreachForum terhadap sistem Bais TNI. Sehingga mereka mengeklaim telah menguasai sejumlah data milik Bais TNI.

Peretas dalam forum jual beli data gelap di dark web juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, dan menjanjikan data lengkap (full set data) kepada siapa pun yang ingin membayar. Unggahan itu, yang saat ini telah dilihat oleh 484.000 pengguna X, disiarkan pada Senin pukul 10.39 WIB.

Baca: Ketum PSSI Erick Thohir Beri Apresiasi ke Satreskrim Polresta Sleman

Dalam tangkapan layar laman BreachForum, MoonzHaxor diketahui bergabung dalam komunitas peretas itu sejak September 2023. Peretas yang sama pada Sabtu (22/6/2024), mengumumkan berhasil meretas sistem Indonesia Automatic Finger Indentification System (Inafis) Polri.

Data-data yang diklaim diretas dari sistem Inafis mencakup gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi. Semua data itu dijual oleh MoonzHaxor seharga 1.000 dolar AS atau sekitar Rp 16,3 juta.

Walaupun demikian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian menjelaska, data yang diklaim diretas oleh MoonzHaxor itu merupakan data lama. "Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," kata Hinsa saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

Baca: Prabowo Raih Bintang Bhayangkara Utama Atas Jasanya kepada Negara

Hinsa menegaskan, sistem Polri saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik. "Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik," ucap mantan wakil KSAD itu.

Hinsa juga memastikan dugaan peretasan data Inafis Polri tidak terkait dengan insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement