“Hanya ada satu masalah,” tambah Wilmore sambil menoleh ke astronot NASA Matt Dominick di kru Ekspedisi 71.
"Matt ada di markas kruku. Aku tidak tahu apa yang akan kita lakukan mengenai hal itu. Tapi terima kasih atas sambutannya yang luar biasa," katanya lagi.
Jika semuanya berjalan baik dengan CFT, Starliner akan disertifikasi untuk menerbangkan misi astronot jangka panjang ke laboratorium yang mengorbit NASA.
Boeing menerima kontrak senilai 4,2 miliar dolar AS untuk melakukan hal ini pada tahun 2014. SpaceX juga mendapatkannya, senilai 2,6 miliar dolar AS. Perusahaan Elon Musk menerbangkan versi CFT-nya, yang dikenal sebagai Demo-2, pada tahun 2020 dan sedang menjalankan misi operasional berawak kedelapan ke ISS.
Masalah pendorong Starliner terjadi setelah dua kebocoran helium yang terdeteksi oleh tim misi setelah kapsul mencapai orbit. Kebocoran helium lain juga muncul sebelum peluncuran, namun tidak dianggap sebagai masalah serius.
Ikuti Whatsapp Channel Republika