Kamis 06 Jun 2024 11:46 WIB

Gaza Genting! Pembantaian oleh Israel Makin Menggila

Lebih dari seratus orang dibantai di kamp pengungsian dan sekolah di Gaza.

Ledakan menyusul serangan udara Israel di kamp pengungsi Al Bureij di selatan Jalur Gaza (3/6/2024).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Ledakan menyusul serangan udara Israel di kamp pengungsi Al Bureij di selatan Jalur Gaza (3/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tentara penjajahan Israel (IDF) melancarkan pemboman besar-besaran di sejumlah wilayah di Jalur Gaza sejak Rabu malam. Lebih dari seratus orang syahid dalam sehari semalaman ini. Serangan terkini Israel disebut yang paling gila.

Kelompok-kelompok kemanusiaan menggambarkan terjadi “eskalasi kekerasan yang menggila” di Gaza. Setidaknya 70 jenazah dan lebih dari 300 orang terluka tiba di Rumah Sakit Al-Aqsa dalam 24 jam terakhir saja.

Baca Juga

Serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung ribuan pengungsi Palestina juga menewaskan puluhan orang dan melukai lebih banyak lagi, kantor berita WAFA melaporkan. Serangan tersebut dikatakan terjadi di sekolah al-Sardi, dekat kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Setidaknya 32 orang kini dipastikan syahid menyusul serangan udara Israel terhadap sekolah tersebut. Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mengebom sebuah sekolah UNRWA, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan pengungsi di Nuseirat, dengan perempuan dan anak-anak di antara korban tewas.

Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan serangan Israel yang menewaskan puluhan orang yang berlindungdi kamp pengungsi Nuseirat sebagai “bukti nyata” dari “genosida dan pembersihan etnis”.

Ismail al-Thawabta, juru bicara kantor media, menggambarkan serangan itu sebagai “pembantaian yang mengerikan” dan mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk di antara mereka yang terbunuh.

“Sejumlah besar korban tewas dan terluka masih tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, yang dipenuhi pasien terluka tiga kali lipat melebihi kapasitas klinisnya,” tambah al-Thawabta.

Jet tempur Israel juga mengebom sebuah rumah di Nuseirat, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai lebih banyak lagi, Aljazirah Arabia melaporkan.

Serangan udara juga dilakukan di kamp pengungsi Bureij dan lebih banyak bangunan tempat tinggal menjadi sasaran dan dihancurkan. Orang-orang yang berada di dalam merupakan warga yang berusaha meninggalkan rumahnya sejak kemarin, sejak dimulainya lonjakan serangan dan dimulainya invasi ke wilayah tengah Gaza bagian timur.

Setidaknya lima orang lagi tiba di rumah sakit dengan dua kendaraan ambulans terpisah, termasuk satu anak pada Kamis. Ini menjadikan jumlah total orang yang terbunuh dalam 24 jam terakhir menjadi 102 orang. Aljazirah mendapat pemberitahuan dari paramedis di dalam kendaraan ambulans bahwa masih ada lebih banyak orang di lokasi yang ditargetkan.

Menanggapi klaim Israel bahwa serangannya terhadap tempat penampungan pengungsi di kamp pengungsi Nuseirat ditujukan kepada pejuang Hamas, Ismail al-Thawabta mengatakan kepada Reuters bahwa Israel menggunakan “cerita palsu yang dibuat-buat untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi”.

Serangan terbaru Israel terhadap sekolah UNWRA di kamp pengungsi Nuseirat bukanlah pertama kalinya Israel menargetkan gedung yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina selama perang di Gaza. Diperkirakan 455 pengungsi internal telah terbunuh saat berlindung di fasilitas UNRWA di Gaza sejak bulan Oktober, menurut laporan situasi terbaru UNRWA.

Di kamp pengungsi Nuseirat, sekolah-sekolah UNRWA berulang kali menjadi sasaran. Tujuh orang syahid ketika sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan UNRWA menjadi sasaran tiga kali antara tanggal 11 dan 13 April, kata badan tersebut.

Terdapat 430 insiden yang menargetkan 186 lokasi UNRWA sejak bulan Oktober, dan banyak bangunan menjadi sasaran beberapa kali oleh pasukan Israel.

UNRWA mengelola 183 sekolah di Gaza sebelum perang Israel di wilayah tersebut. Sekolah-sekolah tersebut diubah menjadi tempat penampungan setelah dimulainya perang pada bulan Oktober, dan sekitar satu juta orang mencari perlindungan di gedung sekolah pada bulan-bulan awal perang.

Tak ada peringatan... baca halaman selanjutnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement