REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang perang tujuh bulannya dengan Hamas, Israel telah berjanji untuk menyelidiki serangkaian peristiwa mematikan yang diduga dilakukan oleh pasukan militernya. Komitmen tersebut muncul di tengah meningkatnya klaim dari kelompok hak asasi manusia dan kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional bahwa para pemimpin negara tersebut melakukan kejahatan perang di Gaza yang dikuasai Hamas.
Dalam salah satu kasus yang paling menonjol, yaitu serangan terhadap konvoi World Central Kitchen yang menewaskan lima pekerja bantuan asing, tentara Israel segera mempublikasikan temuannya. Mereka mengakui pelanggaran yang dilakukan pasukannya dan memecat dua tentara.
Namun penyelidikan lain masih terbuka dan pengakuan bersalah jarang terjadi.
Jenderal advokat militer Israel, Mayjen Yifat Tomer-Yerushalmi, mengatakan pekan lalu bahwa militer sedang menyelidiki sekitar 70 kasus dugaan pelanggaran. Dia memberikan sedikit rincian.
Pihak militer menolak mengungkapkan daftar lengkap investigasi dan mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka hanya bisa menjawab pertanyaan mengenai penyelidikan spesifik.
Ini beberapa investigasi yang telah diumumkan ke publik.
1. Serangan mematikan di kamp pengungsi Rafah
Pada Selasa (28/5/2024), Israel mengungkapkan hasil awal penyelidikan atas serangan mematikan di tenda kamp yang menampung keluarga pengungsi di kota Rafah, Gaza selatan. Serangan tanggal 26 Mei menewaskan sedikitnya 45 orang dan menyebabkan kerusakan luas.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan Hamas.
Juru bicara utama militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan penyelidikan awal menemukan bahwa amunisi Israel yang digunakan hari itu dalam upaya melenyapkan dua militan Hamas terlalu kecil untuk dijadikan sumber kebakaran.
Hagari mengatakan kehancuran tersebut mungkin disebabkan oleh ledakan susulan, yang mungkin berasal dari senjata militan Palestina di wilayah tersebut.
Hamas tidak menanggapi penjelasan tersebut, namun seorang anggota biro politik militan mengatakan pada Selasa bahwa Israel percaya bahwa mereka menipu dunia, dengan klaim palsu bahwa mereka tidak bermaksud untuk membunuh dan membakar anak-anak dan perempuan, dan klaim mereka untuk menyelidiki kejahatannya.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyelidikan telah diserahkan kepada kelompok pencari fakta yang beroperasi secara independen di luar rantai komando militer. Temuan-temuan tersebut kemudian diserahkan kepada advokat jenderal militer, yang memutuskan apakah harus ada tindakan disipliner. Tidak jelas berapa lama penyelidikan ini akan berlangsung.
2. Penembakan di sekitar....