Rabu 29 May 2024 23:39 WIB

BNPB Catat 2.000-an Warga Halmahera Dievakuasi Akibat Erupsi Gunung Ibu

Evakuasi warga Halmahera dilakukan secara maraton sejak beberapa hari lalu.

Warga beristirahat posko penggungsian usai di evakuasi dari desa Sangaji Nyeku di Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara, Sabtu (18/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Warga beristirahat posko penggungsian usai di evakuasi dari desa Sangaji Nyeku di Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara, Sabtu (18/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah warga Halmahera Barat, Maluku Utara, yang sudah dievakuasi sebanyak 2.011 orang. Evakuasi dilakukan agar warga terhindar dari bahaya erupsi Gunung Ibu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan ribuan warga tersebut dievakuasi secara maraton sejak beberapa hari yang lalu oleh petugas SAR gabungan ke posko pengungsian yang tersebar di beberapa lokasi yang jauh lebih aman. Pusdalops BNPB mengonfirmasi sebagian besar yang dievakuasi merupakan warga Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu yang terdampak langsung paparan erupsi Gunung Ibu.

Baca Juga

"BNPB terus mendorong dukungan logistik peralatan berupa sembako, makanan siap saji, tenda pengungsi, masker dan kebutuhan masyarakat lainnya selama berada di pengungsian," kata dia di Jakarta pada Rabu (29/5/2024).

Tak hanya itu, ia memastikan BNPB bersama dengan TNI/Polri dan Pemerintah Maluku Utara telah mempertebal pengiriman tenaga medis, psikososial dan obat-obatan untuk mempercepat penanganan terhadap warga yang sakit. Pihaknya mencatat tim medis tersebut setidaknya sudah menangani lebih dari 1.000 warga yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat abu vulkanis Gunung Ibu.

"Dua pasien di antaranya dirujuk menuju RSUD Jailolo karena membutuhkan perawatan lebih lanjut," ujarnya.

Untuk diketahui, kata dia, berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementerian ESDM tingkat aktivitas Gunung Ibu sejak 16 Mei 2024 hingga hari ini masih berada di Level IV (Awas). Laporannya Badan Geologi mencatat telah terjadi sekitar 10 kali kejadian erupsi dan yang terakhir terjadi pada Rabu (29/5) sore pukul 15.45 WIT, terekam pada seismograf dengan amplitude maksimum 28 mm dan berdurasi 108 detik. Atas kondisi tersebut, BNPB memastikan pos komando gabungan telah didirikan di Kantor Bupati Halmahera Barat guna mempermudah koordinasi antarlembaga dan instansi yang akan melakukan upaya penanganan darurat dampak erupsi Gunung Ibu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement