Kamis 16 May 2024 17:05 WIB

Pakar Ungkap Alasan Guru Banyak Terjerat Pinjol

Rektor ingatkan guru wajib memahami risiko dan persyaratan pinjaman online.

Gunawan Witjaksono, selaku Rektor Cyber University mengatakan, mudahnya mendapat uang dari pinjol, bisa mengatasi masalah finansial secara cepat. Namun hal itu jadi masalah baru bagi Guru dan menambah beban dari Guru. Kemampuan mengelola keuangan sangat penting, Guru juga harus memahami risiko dan persyaratan pinjaman online.
Foto: dok Cyber University
Gunawan Witjaksono, selaku Rektor Cyber University mengatakan, mudahnya mendapat uang dari pinjol, bisa mengatasi masalah finansial secara cepat. Namun hal itu jadi masalah baru bagi Guru dan menambah beban dari Guru. Kemampuan mengelola keuangan sangat penting, Guru juga harus memahami risiko dan persyaratan pinjaman online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan data pada akhir April lalu, menunjukkan bahwa Guru menjadi profesi yang paling banyak terjerat pinjaman online (pinjol). Salah satu faktornya karena pendapatan guru yang rendah. Sehingga mereka mungkin mencari tambahan pendapatan melalui pinjol.

Gunawan Witjaksono, selaku Rektor Cyber University mengatakan, mudahnya mendapat uang dari pinjol, bisa mengatasi masalah finansial secara cepat. “Namun hal itu jadi masalah baru bagi Guru dan menambah beban dari Guru. Kemampuan mengelola keuangan sangat penting, Guru juga harus memahami risiko dan persyaratan pinjaman online,” ujarnya kepada media, Kamis (16/5).

Ia menjelaskan, pinjol dapat membuat guru rentan terjerat dalam utang yang sulit diselesaikan. Proses peminjaman online yang menawarkan cara yang mudah dan cepat, memikat mereka yang membutuhkan dana dengan cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.

Cyber University sebagai The First Fintech University in Indonesia telah secara aktif dan regular melalukan sosialisasi ini kepada masyarakat. Terutama kepada para pelajar sekolah dan universitas. Hal ini menjadi salah satu langkah solutif melalui keterlibatan lembaga pendidikan dalam memberikan pemahaman terkait pengelolaan keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement