REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau peternak maupun pedagang ternak memastikan kesehatan ternak yang akan dijual sebagai hewan kurban. Hal ini untuk mengantisipasi penularan penyakit berbahaya.
"Berkaitan dengan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, kita upayakan teman-teman untuk selalu monitor di lapangan untuk memantau perdagangan ternak," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Susilan di Cilacap, Rabu (15/5/2024).
Menurut dia, pantauan itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada ternak, khususnya yang akan dijadikan sebagai hewan kurban. Ia mengakui penyakit pada ternak kadang-kadang tidak bisa terlihat secara kasat mata, sehingga harus diantisipasi penularannya dengan memberikan vaksinasi.
"Kalau Cilacap, insya Allah sudah aman, cuma ternak yang dari daerah lain kadang belum divaksin baik LSD (Lumpy Skin Disease) maupun PMK-nya (Penyakit Mulut dan Kuku), sehingga perlu kami awasi. Kebetulan kami masih ada persediaan vaksin, sehingga kalau ada ternak yang belum divaksin untuk segera divaksin," katanya.
Selain vaksinasi, kata dia, peternak dan pedagang ternak juga diimbau untuk senantiasa menjaga kebersihan kandang maupun kebersihan dalam pemberian pakan agar antibodi ternak lebih kuat.
Ia mengharapkan dengan masih adanya waktu yang cukup lama hingga pelaksanaan kurban pada Hari Raya Idul Adha, kesehatan ternak yang akan dijadikan sebagai hewan kurban itu tetap terjaga. Lebih lanjut Susilan mengakui ketersediaan hewan kurban di Cilacap masih kurang, meskipun populasi sapi di wilayah itu mencapai kisaran 15 ribu ekor dan kambing sekitar 160 ribu ekor sehingga pedagang ternak masih mengambil pasokan dari daerah lain.
"Kebutuhan ternak sapi di Cilacap saat Idul Adha biasanya mencapai kisaran 5.000 ekor, sedangkan kambing mungkin bisa mencapai dua kali lipatnya. Sementara total populasi ternak yang ada itu campuran antara jantan, betina, maupun anak, serta tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kurban, juga untuk pemotongan harian," katanya.
Terkait dengan penyembelihan hewan kurban, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah juru sembelih halal (juleha) agar di setiap lokasi penyembelihan hewan kurban ada satu orang yang sudah bersertifikat juleha. Oleh karena itu, kata dia, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinpertan Kabupaten Cilacap dalam waktu dekat akan menggelar pelatihan penyembelihan hewan halal dengan jumlah peserta sekitar 100 orang.
Hingga saat ini, lanjut dia, di Cilacap sudah ada lebih dari 300 orang juleha yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan. Menurut dia, ratusan juleha itu telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinpertan Kabupaten Cilacap maupun lembaga lain.
"Dengan adanya juleha ini dapat sebagai sarana edukasi untuk menambah keyakinan dan kenyamanan masyarakat serta menambah keberkahan dari Allah karena ternak ini disembelih oleh ahlinya," kata Susilan.