Rabu 15 May 2024 15:03 WIB

Ketua Komisi B DPRD Desak Pemprov DKI Ubah Bus BBM dengan Listrik

Ketua Komisi B DPRD mendesak Pemprov DKI untuk ubah bus BBM dengan tenaga listrik.

Penumpang usai menaiki bus Transjakarta di Halte Transjakarta Tegal Mampang. Ketua Komisi B DPRD mendesak Pemprov DKI untuk ubah bus BBM dengan tenaga listrik.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang usai menaiki bus Transjakarta di Halte Transjakarta Tegal Mampang. Ketua Komisi B DPRD mendesak Pemprov DKI untuk ubah bus BBM dengan tenaga listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk meremajakan bus berbahan bakar minyak (BBM) menjadi berbasis tenaga listrik (electric vehicle/EV).

"Transportasi umum massal yang menjadi kontributor pencemaran udara dan memicu berbagai penyakit pernapasan, maka kita harus segerakan armada bus dikonversi menjadi EV," kata Ismail di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Baca Juga

Menurut dia, salah satu penyumbang polusi terbesar di Jakarta yaitu transportasi umum, terutama armada bus. Terlebih, katanya, ditambah persoalan polusi udara di Jakarta yang sudah lama dan semakin mengkhawatirkan yang tentu berdampak pada kesehatan warga.

Menurut dia, berbagai data menyebutkan, DKI Jakarta menjadi tiga besar provinsi dengan kasus infeksi saluran pernafasan atas terbanyak, bersama Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Dia mengungkapkan, selama ini pemerintah masih memberikan subsidi BBM kepada operator angkutan umum dengan nilai tergolong besar yakni mencapai Rp 7 triliun per tahun.

Bahkan, katanya, pemerintah juga memberikan subsidi kesehatan kepada masyarakat yang nilainya hampir dua kali lipat dari subsidi BBM, yakni mencapai Rp 12 triliun per tahun.

"Emisi karbon ini menimbulkan sejumlah penyakit, yang ini juga menjadi beban bagi pemerintah dalam memberikan subsidi kesehatan," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi transportasi umum Rp 4,3 triliun per tahun dengan rincian Rp 800 miliar untuk Moda Raya Terpadu (MRT) dan Rp 3,5 triliun untuk Transportasi Jakarta (Transjakarta) guna memudahkan mobilitas masyarakat dan mengoptimalkan penggunaan angkutan massal.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta secara bertahap memperbanyak bus listrik untuk angkutan publik guna menekan polusi udara dan menarik warga untuk menggunakan transportasi umum.

"Rencana penggantian bus konvensional menjadi bus listrik bertahap dijalankan untuk meminimalisir polusi udara," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi secara terpisah.

Kini, bus listrik yang dioperasikan TransJakarta sebanyak 52 unit bus listrik untuk mendukung upaya pemerintah menekan polusi udara di DKI Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement