Kamis 18 Apr 2024 17:09 WIB

Pengamat: Perang Israel dan Iran akan Buat Seluruh Dunia Terkena Imbas

WNI di Timur Tengah dikhawatirkan dapat terimbas langsung.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Rudal Iran yang menghantam Israel
Foto: VOA
Rudal Iran yang menghantam Israel

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat hubungan internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Gonda Yumitro menyebut, serangan terbuka Iran ke Israel bisa menjadi boomerang. Serangan tersebut bisa berdampak kepada masyarakat Muslim yang ada di Palestina, dan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Timur Tengah.

Saat ini, kata dia, banyak negara yang mendukung Israel setelah melihat kehancuran yang terjadi akibat serangan Iran tersebut. Meskipun, sasaran serangan yang dikirim Iran tidak membuat kerusakan pada organ inti Israel.

Baca Juga

"Jika serangan terus berlanjut, dampak perang akan semakin meluas. Maka dari itu, sekutu sangat mewanti-wanti Israel untuk tidak membalas serangan dari Iran. Banyak kerugian yang akan terjadi, tidak hanya negara tetangga Iran dan Israel saja, tetapi seluruh dunia akan terkena imbasnya," kata Gonda dalam siaran tertulisnya, Kamis (18/4/2024).

Menurut Gonda, Indonesia tidak boleh memihak siapapun dan perlu berhati-hati menyikapi dinamika yang berkembang. Banyaknya WNI yang tinggal di kawasan Timur Tengah membuat Indonesia harus lebih bijak dan tetap pada sikap konstitusi. Yakni mendukung perdamaian dunia dan menentang segala macam bentuk penjajahan.

"Tentu Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi perdamaian dunia. Menolak keras segala bentuk serangan yang dapat menimbulkan korban sipil. Maka menurut saya, Indonesia tetap pada posisi normatif dan memikirkan kondisi WNI yang bisa terdampak di kawasan itu," ujarnya. 

Gonda menegaskan, perang yang berkelanjutan perlu dihindari. Segala upaya yang ada perlu ditingkatkan untuk mencegah perang yang lebih luas terjadi. Masyarakat Indonesia juga perlu memiliki pandangan yang lebih kritis supaya tidak merugikan kepentingan nasional di kawasan, mengingat banyaknya WNI yang tinggal di Timur Tengah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement