REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengeklaim, upaya penanganan dampak gempa bumi di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, telah dijalankan secara maksimal. Baik upaya penanganan yang dilakukan oleh Pemkab Gresik, Pemprov Jatim, pemerintah pusat, maupun stakeholder terkait lainnya.
"Pemprov Jatim selalu memastikan ketercukupan kebutuhan logistik, hingga bantuan psikososial untuk para korban gempa yang saat ini masih banyak yang mengungsi," kata Adhi, Ahad (31/3/2024).
Adhi menjelaskan, berdasarkan data BPBD Jatim, saat ini terdapat 10.485 anak-anak, 18.599 orang dewasa, dan 5.065 lansia di Pulau Bawean yang harus mengungsi akibat gempa. Puluhan ribu pengungsi itu harus mengungsi karena gempa susulan masih terus terjadi. Meskipun intensitasnya mulai jarang. Hingga saat ini, gempa susulan yang terjadi sudah lebih dari 387 kali.
Terkait kebutuhan permakanan para pengungsi, Adhi memastikan tidak ada hambatan dan semuanya terpenuhi dengan baik. Bahkan, bantuan yang datang ke Pulau Bawean terus mengalir. Termasuk bantuan peralatan tidur dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
"Saya rasa semua bantuan sudah pada datang, semua kebutuhan logistik, peralatan tidur sebagian sudah datang. Sekarang yang paling utama adalah rumah-rumah yang rusak, fasilitas umum yang rusak, itu harus diperbaiki karena layanan publik harus berjalan," ujarnya.
Adhi menjelaskan, terkait perbaikan bangunan terdampak gempa, untuk rumah yang rusak akan diperbaiki oleh BNPB. Sedangkan untuk fasilitas umum yang rusak terdampak gempa tersebut akan diperbaiki oleh Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim.
Berdasarkan catatan, BPBD Jatim di Pulau Bawean terdapat 3.920 rumah rusak ringan, 1.615 rusak sedang, dan 941 rusak berat. Kerusakan juga terjadi pada 198 tempat ibadah, 101 sekolah, dan 23 gedung kantor. Data ini merupakan data awal, karena tim masih terus melakukan asesmen.