Ahad 17 Mar 2024 23:56 WIB

Siloam Mampang Kini Jadi Rujukan Penanganan Kasus Tersulit Sendi Tulang dan Pinggul

Alasan jadi pusat rujukan karena Siloam Mampang mampu tangani multiple fractures

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah dan penanganan seputar Sendi, Tulang dan Pinggul merupakan satu kesatuan dan juga polemik bagi masyarakat. Sebut saja penanganan pada Polytrauma dan Multiple Fractures yang melibatkan sendi khususnya Pelvic Acetabulum. Atau penanganan Total Hip Replacement, yaitu pergantian tulang panggul yang umum terjadi saat manusia di fase lanjut usia. 

Sebagai pusat unggulan layanan Orthopedi, Siloam Hospitals Mampang melihat polemik tulang sendi dan panggul bagi warga ibukota adalah suatu tantangan dan peluang. Alasannya menurut Direktur Siloam Hospitals Mampang  Dr.dr. Wahyuni Dian Purwati karena masih sedikit rumah sakit yang mampu secara keseluruhan atau multidisiplin ilmu untuk penanganan. kasus tulang dan sendi secara komprehensif.

"Umumnya masyarakat ibukota menuju ke kami di Siloam Hospitals Mampang sebagai pusat rujukan dan unggulan penanganan mengenai Orthopedi," tutur Dian.

Salah satu ahli Orthopedi terkemuka di Indonesia, Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo SpOT(K) Pelvic, Hip and Knee menjelaskan bahwa Polytrauma merupakan trauma yang terjadi pada beberapa bagian tubuh, disertai oleh penurunan fungsi fisiologi yang dapat mengakibatkan disfungsi organ multipel bahkan kematian pada pasien. 

"Multiple Fraktur adalah keadaan dimana terjadi hilangnya kontinuitas jaringan tulang lebih dari satu garis fraktur yang biasanya disebabkan oleh tekanan langsung atau tidak langsung pada permukaan tulang dengan gaya yang tinggi", ungkap Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo. 

Menurut Ismail Hadisoebroto, seseorang yang mengalami salah satu dari keadaan tersebut sudah beresiko fatal. Lalu, bagaimana jika mengalami kedua keadaan tersebut dalam satu waktu? "Tentunya dibutuhkan kolaborasi multidisiplin dari dokter Emergency, SpBS, Anestesi, SpPD, Rehab Medik, dengan keahlian khusus dari dokter SpOT", tutur Prof Ismail menjelaskan.

Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo SpOT(K) Pelvic, Hip and Knee dengan timnya dr. M Triadi Wijaya SpOT(K) dan dokter Riky SpOT adalah dokter spesialis bedah ortopedi dari RS Siloam Mampang Prapatan yang menangani kasus ini, Kolaborasi multidisiplin pada kasus ini sukses dijalani sehingga pasien tertangani dengan baik dan saat ini pasien dapat beraktifitas kembali di kehidupan sehari-harinya. 

Kasus ini merupakan kasus dengan tingkat kesulitan tinggi dikarenakan pada pasien ini di diagnosa Polytrauma ( Mild Head Injury, SDH Interhemisferik + Tentorial)  dan Multiple Fraktur ( Pelvic Ring Fracture type A2 , Right acetabulum Fracture transverse- posterior wall  type, Left Anterior Wall type Acetabular Fracture, Complete Linear Fracture of Bilateral Ramus Pubic and Inferior Pubic, Complete Transverse Fracture of the Left Surgical Neck Humerus , Comminutive fracture and dislocation of left distal humerus , complete transverse fracture of the left olecranon ) dengan patahan hampir semua terletak di artikuler (sendi), yang penanganannya jauh lebih sulit dibandingkan fraktur yang berada di diafisis (Batang tulang panjang). Serta outcome dari operasi pada artikuler biasanya lebih jelek dibandingkan fraktur yang berada pada diafisis.

Prosedur yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Ismail beserta dengan timnya adalah ORIF ( Open Reduction Internal Fixation ) dan Percutaneus Screwing.

ORIF adalah suatu jenis operasi dengan pemasangan internal fiksasi yang dilakukan ketika fraktur tidak dapat diredukasi secara tertutup. Sedangkan Percutaneus Screwing adalah operasi dengan minimal invasive untuk memfiksasi tulang patah yang salah satunya adalah untuk Fraktur Acetabular karena kompleks nya anatomi dari pelvis.

“Setelah tindakan selesai, pasien disarankan untuk rutin melakukan fisioterapi selama masa penyembuhan agar hasil dari operasi dapat tercapai dengan sempurna”, kata Prof. Dr. dr. Ismail SpOT(K) menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement