Jumat 15 Mar 2024 05:35 WIB

Lima Warga Tenggelam Akibat Banjir Kota Palangkaraya

Bencana banjir di Kota Palangkaraya, Kalteng sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Warga menerjang banjir akibat meluapnya Sungai Kahayan di Jalan Anoi, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (10/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Warga menerjang banjir akibat meluapnya Sungai Kahayan di Jalan Anoi, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang terjadi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menyebabkan lima orang warga tenggelam. Keempat warga ditemukan dalam kondisi meninggal. Sedangkan satu orang lainnya masih dalam pencarian tim gabungan.

Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Balap Sipet menyampaikan, peristiwa tenggelamnya kelima korban terjadi pada rentang waktu dan lokasi yang berbeda.

"Sampai hari ini ada lima warga tenggelam. Empat warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan satu orang masih dalam pencarian oleh tim gabungan di Sungai Kahayan," jelas Balap dikutip dari siaran pers BNPB di Jakarta pada Jumat (15/3/2024).

Dari kelima korban tersebut, dua di antaranya adalah anak-anak yang diduga tenggelam ketika bermain air pada saat air pasang. Satu korban yang masih dalam pencarian adalah satu dari 10 anak yang tenggelam saat bermain air. Sembilan anak berhasil diselamatkan, namun satu anak dinyatakan hilang diduga hanyut di Sungai Kahayan.

"Satu yang masih dalam pencarian ini sebenarnya dari 10 anak yang sedang bermain air saat pasang. Sembilan ditemukan namun yang satu ini diduga hanyut dan sekarang dalam pencarian," ucap Balap.

Bencana banjir di Kota Palangkaraya sudah terjadi sejak tiga pekan lalu. Dua Kelurahan Sebaru dan Banturung menjadi wilayah yang pertama kali terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.

Kelurahan Sebaru dan Banturung terendam banjir selama hampir dua minggu. Namun kondisi saat ini sudah terpantau surut. Lokasi kedua kelurahan ini juga berada di dataran yang lebih tinggi.

"Ada dua kelurahan Sebaru dan Banturung yang mengalami penurunan tinggi muka air. Kelurahan ini ada di dataran tinggi, sehingga genangan sudah berangsur surut. Hampir dua minggu terendam dan saat ini sudah surut total," kata Balap.

Banjir di wilayah lain kemudian terjadi pada Sabtu (9/3/2024) dan masih terjadi hingga hari ini. Balap melaporkan hingga saat ini masih ada 16 kelurahan yang terendam banjir. Ke-16 kelurahan tersebut berada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang meluap karena limpasan debit air dari wilayah hulu yang berada di Kabupaten Gunungmas.

"Masih ada 16 kelurahan yang terendam ada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan. Saat ini masih terendam namun sudah penurunan tinggi muka air lima sentimeter," ungkap Balap.

Adapun menurut hasil kaji cepat sebelumnya, wilayah yang terdampak banjir di Kota Palangkaraya meliputi 20 kelurahan di empat kecamatan. Sebanyak 6.333 KK atau 20.379 jiwa terdampak banjir. Data ini kemudian bertambah menjadi 6.954 KK atau 23.310 jiwa yang terdampak per Kamis (14/3/2024).

Sementara itu warga yang mengungsi sebanyak 239 KK atau 644 jiwa yang terbagi di tujuh titik lokasi. Warga pengungsi ini pada pagi hari akan kembali ke rumah masing-masing dan bekerja, namun ketika malam hari dan waktu makan akan kembali ke pengungsian.

Guna memenuhi pasokan permakanan, BPBD Kota Palangkaraya bersama lintas unsur forkopimda mendirikan tiga posko dapur umum. Posko ini menyuplai permakanan bagi warga terdampak maupun untuk para petugas yang bekerja dalam penanganan bencana mulai pagi, siang, hingga malam hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement