REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk menggunakan tas spunbond berulang kali hingga rusak. Setelah tak dapat dipakai, tas spunbond yang menumpuk di rumah dapat diserahkan kepada petugas terkait.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, mengatakan tas atau kantong spunbond dibuat dengan cara melelehkan serat plastik, biasanya polipropilen. Serat plastik itu kemudian ditiupkan dan dibaringkan hingga membentuk lembaran seperti kain.
"Ini terbuat dari biji plastik, yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami di lingkungan. Jika pemakaiannya tidak berkali kali maka sama saja dengan kantong plastik sekali pakai," katanya.
Asep mengatakan, pihaknya telah menyediakan spunbox atau tempat penyimpanan kantong spunbond guna ulang di seluruh Kantor Kelurahan, Kecamatan, hingga di berbagai pasar di Jakarta. Warga, dapat mengambil kantong spunbond seperlunya di spunbox tersebut jika lupa membawa kantong belanja dari rumah.
Asep menjelaskan, pihaknya juga telah membuat panduan praktis pengumpulan dan pengelolaan spunbond guna ulang. Nantinya, warga dapat menyetorkan kantong yang sudah tidak terpakai ke Bank Sampah, BPS RW, atau Satpel LH Kecamatan terdekat.
"Satpel LH di tiap kecamatan akan menyortir dan memastikan kebersihan dan higienitas kantong spunbond sebelum didistribusikan kembali ke pasar-pasar Perumda Pasar Jaya," katanya.
Asep memastikan kantong spunbond guna ulang yang ada di spunbox di pasar-pasar tersebut terjamin kebersihan dan higienitasnya. Kemudian, berbarengan dengan ajakan pada warga untuk menggunakan tas spunbond, Dinas Lingkungan Hidup DKI juga dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024, meluncurkan Gerakan Gunakan Ulang Kantong Spunbond di Pasar Rakyat, berlokasi di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara pada Rabu ini.