Rabu 06 Mar 2024 16:51 WIB

Upaya Pertahankan Budaya Asli Kutai Timur, KPC Dukung Pelestarian Batik Wakaroros

Batik ini dikembangkan oleh sanggar batik Maju Bersama.

Pengembangan batik Wakaroros berawal pada 2008 melalui pembinaan terhadap perajin batik yang sudah ada.
Foto: Dok. Web
Pengembangan batik Wakaroros berawal pada 2008 melalui pembinaan terhadap perajin batik yang sudah ada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan batik Wakaroros berawal pada 2008 melalui pembinaan terhadap perajin batik yang sudah ada. Almarhumah Masriah, adalah salah satu pembatik di Kecamatan Rantau Pulung, pengelola sanggar batik Masri, yang sebelumnya adalah pembatik motif Cirebon. Masriah dan keluarga mendapat dukungan KPC sejak 2008 dalam bentuk pelatihan dan alat membatik. 

Sanggar Masri dikenal sebagai sanggar batik pertama di Kutai Timur, yang menggunakan pewarna alami dan sintetis. Pemasaran dilakukan melalui sosial media dan bermitra dengan Olsabara, pusat oleh-oleh khas Sangatta. Masriah kerap menjadi pelatih membatik bagi kelompok usaha baru dan siswa sekolah di Rantau Pulung. 

Baca Juga

Sepeninggalan Masiah yang meninggal tahun 2021, sanggar batik Masri dilanjutkan oleh menantu Masriah, Ali. Meski demikian, Ali sejak tahun 2018 telah membangun jenamanya sendiri bernama sanggar batik Ali. Saat ini usahanya berkembang dengan memiliki 8 perajin batik dan telah memasarkan batiknya sampai ke tingkat nasional. 

Untuk meningkatkan skala usahanya, Ali mengikuti program pelatihan dan pendampingan usaha yang digelar PT Kaltim Prima Coal (KPC), sebuah program UKM Tangguh batch 1 tahun 2018 dan dilanjukan mengikuti program Sahabat Tangguh batch 1 tahun 2021. 

Seiring berbagai pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh KPC, usaha batik, termasuk motif Wakaroros terus berkembang di Kutai Timur. Batik ini dikembangkan oleh sanggar batik Maju Bersama oleh almarhumah Juwita di Kabo, Sangatta, sanggar batik Trisno dan batik Arit Lepo yang dikembangkan oleh Ises Rahayu. 

Wakaroros sendiri merupakan seni ukir kayu khas Dayak Basap yang hampir punah dan diadaptasi menjadi motif batik khas Kabupaten Kutai Timur, menjadi salah satu kisah sukses pengembangan usaha pada program Sahabat Tangguh yang merupakan program pendampingan UMK yang dilakukan sejak tahun 2021 sebagai program pendampingan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bagi mitra/binaan KPC yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan. 

Seiring dengan semakin terkenalnya batik Wakarosos, permintaan pun semakin meningkat. Bersamaan dengan itu juga batik Wakaroros ditetapkan sebagai batik khas Kutai Timur dan dijadikan seragam oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. 

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Pariwisata, turut andil mengembangkan batik Wakaroros. Salah satu kegiatanya, mengikuti New York Fashion Week di Amerika Serikat dan ajang Indonesia Fashion Week di Jakarta. 

Berbagai Upaya ini, telah meningkatkan omset pelaku kerajinan batik dan UKM turunannya di Kutai Timur. Selain itu, seni ukir akar roros, yang hampir punah, berubah menjadi Ikon Kutai Timur dan mendunia melalui batik Wakaroros yang ditampilkan pada kegiatan fashion show yang terus digelar.

Pengembangan UMKM, termasuk batik merupakan salah satu Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dilaksanakan KPC. Dalam Rencana Penutupan Tambang (RPT) KPC tertuang bahwa keberlanjutan dan kemandirian masyarakat sekitar wilayah pertambangan harus terwujud. 

KPC juga ingin menciptakan agen perubahan yang memacu keberlanjutan dengan menggalang partisipasi masyarakat. Lapangan kerja tercipta melalui unit-unit usaha baru berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat untuk kehidupan masyarakat yang mandiri, diantaranya melalui perluasan jaringan usaha serta peningkatan produktivitas usaha lokal selain sektor tambang. Pendampingan kepada mitra lokal terus dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran dan meningkatkan produktivitas daerah.

Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk., Adika Nuraga Bakrie mengatakan, “core Competence bisnis perseroan yang tertanam pada BUMI dan unit bisnisnya diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar melalui praktik-praktik terbaik. 

"Semoga hal ini dapat memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat mandiri pascatambang. More than mining menjadi mantra dalam setiap program pemberdayaan masyarakat,” ujarnya, dikutip pada Rabu (6/3/2024). 

 

sumber : Web
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement