Selasa 05 Mar 2024 12:03 WIB

Almarhum Solihin GP Sempat Bolak-Balik Rumah Sakit Sebelum Meninggal Dunia

Dua belas hari sebelum meninggal dunia, almarhum mengalami komplikasi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jenazah Letjen TNI (Purn) Solihin GP disemayamkan di Mako II Kodam III/Siliwangi, Jalan Sumbawa, Kota Bandung, Selasa (5/2/2024). Diketahui, Solihin GP pernah menjabat menjadi Gubernur Jawa Barat pada 1970-1975, beliau yang dikenal sebagai sesepuh Jawa Barat ini pernah mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan program gogo kancah.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Jenazah Letjen TNI (Purn) Solihin GP disemayamkan di Mako II Kodam III/Siliwangi, Jalan Sumbawa, Kota Bandung, Selasa (5/2/2024). Diketahui, Solihin GP pernah menjabat menjadi Gubernur Jawa Barat pada 1970-1975, beliau yang dikenal sebagai sesepuh Jawa Barat ini pernah mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan program gogo kancah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Almarhum Letjen TNI (Pur) Solihin GP mantan Gubernur Jawa Barat Periode 1970-1975 sempat bolak balik ke rumah sakit Advent Kota Bandung untuk menjalani perawatan karena sakit. Dua belas hari sebelum meninggal dunia, almarhum mengalami komplikasi. Almarhum yang berusia 97 tahun meninggal dunia pada Selasa (5/3/2024) sekitar pukul 02.45 WIB.

Satria Kamal yang akrab disapa Ko Mamay, anak ketiga almarhum Solihin GP mengatakan ayahnya tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Namun, sempat mengalami penyakit stroke dan lumpuh sebanyak enam kali.

"Pertama usia sudah 97, beliau almarhum gak ada penyakit kronis cuma dulu pernah mengalami stroke enam kali. Terakhir sempat lumpuh tapi dengan upaya pengobatan akhirnya bisa jalan cuma karena udah usia di kursi roda," ucap dia di Makodam III Siliwangi, Selasa (5/3/2024).

Sosok ayahnya yang sempat menjadi anggota MPR RI tahun 1998, ia mengatakan beberapa waktu terakhir ayahnya tiga kali masuk rumah sakit. Ko Mamay menyebut almarhum masuk rumah sakit pertama karena dehidrasi.

"Kemarin ada tiga kali masuk rumah sakit Advent, pertama karena dehidrasi ditangani dua hari udah sehat kembali diberi vitamin dan cairan yang dibutuhkan tubuhnya," kata dia.

Selanjutnya, almarhum masuk kembali ke rumah sakit karena kurang asupan makanan. Almarhum sempat dirawat selama dua hari dan pulang.

"Kemudian masuk lagi karena kurang asupan, udah usia makannya males ini itu akhirnya drop dibawa ke rumah sakit itu hanya dua malam," kata dia.

 

Terakhir, Ko Mamay mengatakan ayahnya mendapatkan perawatan selama 12 hari. Almarhum awalnya mengalami gangguan paru-paru dan langsung ditangani oleh dokter ahli hingga sembuh.

Namun, setelah sembuh, timbul penyakit lainnya yaitu pembengkakan jantung. Terdapat cairan-cairan di kedua tangan dan jari kaki hingga membengkak. Almarhum ditangani oleh dokter ahli hingga sembuh.

"Alhamdulillah membaik tapi mungkin karena usia sudah lanjut dan ada obat yang berpengaruh akhirnya kena ke ginjal ini yang terakhir coba kami tangani oleh dokter ahli," kata dia.

Setelah mengalami sakit ginjal, ia mengatakan almarhum sempat dua kali cuci darah. Namun, reaksi yang didapat tidak seperti diharapkan sehingga akhirnya almarhum meninggal dunia.

photo
Iriawan atau yang kerap disapa Iwan Bule, berbincang dengan Maryam Harmain, istri almarhum Letjen TNI (Purn) Solihin GP, di Mako II Kodam III/Siliwangi, Jalan Sumbawa, Kota Bandung, Selasa (5/2/2024). Diketahui, Solihin GP pernah menjabat menjadi Gubernur Jawa Barat pada 1970-1975, beliau yang dikenal sebagai sesepuh Jawa Barat ini pernah mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan program gogo kancah. - (Edi Yusuf/Republika)

 

"Segala upaya dilakukan, Allah Swt memutuskan tadi subuh pukul 02.45 WIB dipanggil lagi ke rahmatullah," ungkap dia.

Tidak banyak wasiat yang disampaikan almarhum, sebab Ko Mamay menuturkan almarhum sudah tidak dapat berkomunikasi. Hanya terdapat reaksi-reaksi yang menandakan almarhum mendengar termasuk saat dibacakan ayat Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement