Senin 04 Mar 2024 13:12 WIB

Sumur Resapan Era Anies Ditutup dengan Aspal, Ini Kata Anggota DPRD Jakarta

Politikus PSI setuju Jakarta lebih perlu banyak embung dibanding sumur resapan.

Sumur resapan yang telah ditambal di, Gambir, Jakarta, Rabu (4/1/2023). Menurut warga setempat, keberadaan sumur resapan di tengah jalanan rusak tersebut berbahaya buat pengendara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sumur resapan yang telah ditambal di, Gambir, Jakarta, Rabu (4/1/2023). Menurut warga setempat, keberadaan sumur resapan di tengah jalanan rusak tersebut berbahaya buat pengendara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta  Simon Lamakadu mendukung kebijakan pemerintah provinsi memperbanyak pengadaan embung (danau kecil) dibandingkan sumur resapan. Hal ini untuk  menekan banjir yang kerap terjadi setiap kali musim hujan datang.

"Kalau menurut saya sih sumur resapan itu enggak efektif. Lebih baik perbanyak  embung," kata Simon yang juga politikus PSI itu kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Sebelumnya, ramai di media sosial X mengenai sumur resapan yang ditutup dengan aspal di beberapa wilayah seperti di Jalan Lebak Bulus III, Karang Tengah, hingga Jalan Agraria, Jakarta Selatan.

Simon menilai  tanah di Jakarta sudah terlalu jenuh sehingga sumur resapan tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai penyerap air tatkala terjadi banjir. Terlebih, di lapangan keberadaan sumur resapan membuat akses keluar masuk kendaraan menjadi sulit.

Maka dari itu, dia berharap Pemprov DKI Jakarta bisa memperbanyak membangun embung terutama di daerah-daerah yang selama ini rawan terjadi  banjir. "Seperti saya lihat misalnya embung di Jakpus di depan ITC Cempaka Mas itu cukup efektif menampung air dari Jalan Letjen Suprapto," tambahnya.

Sementara, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Shinta Yosefina turut mengingatkan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta segera mengeruk sedimen atau endapan lumpur di sejumlah saluran air.

Dia meminta hal itu sebagai upaya meminimalkan terjadinya banjir akibat luapan air yang tak mampu tertampung ketika musim hujan tiba.

“Kalau yang saya lihat masih banyak sedimen lumpur yang belum dikeruk, dan juga banyak waduk yang tahun kemarin bahkan tahun ini belum ada pengerjaan, padahal itu sangat bermanfaat sekali untuk menampung air,” ujar Shinta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement