Senin 04 Mar 2024 12:30 WIB

Soal Ada Lonjakan Suara PSI, Ini Sikap Anies Baswedan

Anies ingin agar Pemilu 2024 tidak sampai cacat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat menanggapi isu terkini pemilu di kawasan Jakarta Utara, Jumat (1/3/2024).
Foto: Republika/Eva Rianti
Capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat menanggapi isu terkini pemilu di kawasan Jakarta Utara, Jumat (1/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan ikut berkomentar soal suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam pemilu 2024 yang sempat mengalami lonjakan secara tiba-tiba. Meski tidak secara langsung menuduh ada dugaan kecurangan dalam kasus itu, Anies menekankan agar tidak sampai terjadi 'pencacatan' pemilu.

“Jangan sampai nanti membuat cacat pemilunya. Nila setitik rusak susu sebelanga. Begitu terjadi peristiwa seperti ini maka akan merusak semua,” kata Anies kepada wartawan, dikutip Senin (4/3/2024).

Baca Juga

Anies menuturkan, jika terjadi hal yang menyebabkan pemilu terkesan cacat, nantinya akan merusak kepercayaan rakyat terhadap berjalannya proses pemilu. Ia pun menyebut harus ada pertanggungjawaban jika memang terjadi kecurangan dalam kasus PSI.

“Pemerintah harus ikut bertanggungjawab walaupun ketuanya adalah anak presiden bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden. Malah lebih ketat lagi pengawasannya supaya tidak ada jajaran di bawah yang kemudian melakukan kegiatan walaupun tanpa diperintah, tapi inisiatif bisa terjadi,” ujarnya.

Anies juga menekankan akan seluruh elemen masyarakat bisa bersama-sama melakukan pengawasan yang lebih intensif. Dengan adanya pengawasan dari berbagai elemen masyarakat, transparansi jadi lebih berjalan.

“Karena kejahatan itu takut transparansi, tidak ada kejahatan yang berani terhadap transparansi. Terus pantau agar jujur kalau memang suaranya harus dilindungi, kalau memang tidak ada suaranya jangan diada-adakan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017—2022 itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement