Sabtu 02 Mar 2024 10:46 WIB

Kasus DBD di Jakarta Selatan Naik 100 persen pada Februari 2024

Sebelum ke rumah sakit, pasien DBD dianjurkan memperbanyak minum air putih.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (9/4/2022), untuk mencegah penyebaran DBD.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (9/4/2022), untuk mencegah penyebaran DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Sudinkes Jaksel) mengakui, kasus demam berdarah dengue (DBD) selama Februari 2024, di Jaksel naik 100 persen lebih dibandingkan bulan sebelumnya. "Berdasarkan data ada 149 kasus DBD sepanjang Februari," kata Kepala Sudinkes Jaksel, Yudi Dimyati di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).

Yudi mengatakan, pada Januari 2024 kasus DBD di wilayah Jaksel, berada di angka 81 kasus. Dia menjelaskan, berdasarkan data yang ada dari kasus itu, tidak ada yang sampai meninggal dunia. Semua pasien dapat ditangani dengan baik oleh rumah sakit.

Yudi mengatakan, gejala orang terkena DBD diawali dengan demam tinggi. Untuk itu, sebelum dibawa ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya, dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih.

"Selain itu menurunkan panas dengan kompres dan obat penurun panas, makan makanan bergizi dalam jumlah lebih banyak," kata Yudi.

Sebelumnya, Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, hingga 19 Februari 2024, tercatat ada 627 kasus dengan indeks rasio DKI Jakarta sebanyak 5,57 per 100.000 penduduk. Menurut dia, berdasarkan tren data kasus mingguan 2024, tercatat sudah terjadi peningkatan kasus jika dibandingkan pada pekan awal Januari.

Ketika memasuki pekan ke-9, saat itu data kasus menunjukkan peningkatan yang tajam mulai pekan ke-5, yaitu pada awal Februari. "Kami mengimbau warga waspada dan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang plus kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk Aedes aegypti," kata Ani.

Menurut Ani, data sebaran kasus DBD di wilayah DKI Jakarta, yakni Jakarta Pusat sebanyak 34 kasus, Jakarta Utara sebanyak 74 kasus, Jakarta Barat sebanyak 208 kasus, Jaksel 145 kasus, Jakarta Timur 161 kasus, dan Kepulauan Seribu lima kasus.

"Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di setiap wilayah Jakarta. Sejauh ini, tidak tercatat kematian atas kasus tersebut," ucap Ani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement