Rabu 28 Feb 2024 22:17 WIB

Kukuhkan Pengurus Pusat 2024-2027, Perwatusi Ingin Sosialisasi Bahaya Osteoporosis Masif

Anita Hutagalung menjadi ketua Perwatusi tiga periode berturut.

Musyawarah Nasional (Munas) Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) III mengukuhkan kepengurusan periode 2024-2027
Foto: dok perwatusi
Musyawarah Nasional (Munas) Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) III mengukuhkan kepengurusan periode 2024-2027

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Musyawarah Nasional (Munas) Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) III mengukuhkan kepengurusan periode 2024-2027. Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat Perwatusi Anita A Hutagalung menegaskan keinginannya agar masyarakat Indonesia memiliki tulang kuat. 

Anita menjadi Ketum Perwatusi selama tiga periode berturut. Di masa kepemimpinan kali ini, ia menekankan akan melanjutkan semua program yang sudah baik, salah satunya menyosialisasikan bahaya osteoporosis. "Tentu kita melanjutkan program yang sudah baik. Kita sudah paparkan sosialisasi osteoporosis," katanya kepada wartawan di sela-sela Munas Perwatusi, Jakarta Pusat, dalam keterangan, Rabu (28/2/2024). 

Baca Juga

Anita mengaku, Perwatusi akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyosialisasikan bahaya osteoporosis. Antara lain dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi). 

"Kita akan bekerja sama untuk menyosialisasikan, meningkatkan awareness masyarakat juga tentang penyakit osteoporosis. Yang penting banget adalah osteoporosis ini adalah akibatnya patah tulang yang terjelek. Itu yang kita sosialisasikan supaya patah tulang ini tidak terjadi," ujarnya. 

Ia menekankan, sosialisasi yang dilakukan Perwatusi tidak hanya kepada orang tua, melainkan juga kepada generasi muda. Selain melakukan sosialisasi, tambahnya, Perwatusi juga terus mengajak masyarakat untuk melakukan senam pencegahan osteoporosis.

"Senam kita ada senam pencegahan, senam osteoporosis untuk lansia, senam osteodance untuk kawula muda. Osteodance kita masuk ke sekolah-sekolah, guru-guru kita sosialisasikan juga," katanya. 

Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Pusat, Hayono Isman mengatakan, berdasarkan riset, anak umur 10 sampai 16 dapat dikatakan bugar. "Tapi saat umur 18-26 itu tidak bugar, sehat belum tentu bugar. Bugar itu menurun di usia-usia itu," ujar Hayono. 

Menurutnya, kebiasaan pemuda yang malas berolahraga dan pola hidup tidak sehat menjadi penyebab utama kebugaran masyarakat Indonesia terus menurun. Karena itu, KORMI siap bekerja sama dengan Perwatusi untuk menyosialisasikan pentingnya bergerak atau berolahraga. "Jangan sampai tidak bergerak, karena bergerak itu penting. Kita siap bekerja sama dengan Perwatusi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement