Senin 12 Feb 2024 14:04 WIB

Kepala Bapanas Bantah Kelangkaan Beras Berkaitan dengan Bantuan Pangan

Kepala Bapanas membantah kelangkaan beras berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Warga antre membeli beras. Kepala Bapanas membantah kelangkaan beras berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga antre membeli beras. Kepala Bapanas membantah kelangkaan beras berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membantah kelangkaan pasokan dan melonjaknya harga beras terkait dengan bantuan pangan beras. Menurutnya, penyaluran bantuan pangan beras memang dihentikan selama 8-14 Februari agar pemilu bisa berjalan baik.

"Bansos itu nggak ada kaitannya sama harga tapi ini negara hadir, itu bukan bansos tapi bantuan pangan saya koreksi ya. Bantuan pangan beras pemerintah memang ditiadakan selama 8-14 Februari untuk penghormatan kepada Pemilu yang dijalankan tahun ini. Bansos pangan itu nggak mempengaruhi itu," jelas Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Baca Juga

Arief berharap, pasokan beras kembali melimpah pada Maret 2024. Kembali normalnya pasokan beras diharapkan juga akan menurunkan harga yang saat ini meningkat.

"Khusus beras kita harap bulan Maret 2024 ini produksi kita sesuai KSA BPS itu di atas 3,5 juta ton. Kita harapkan bulan Maret harga beras bisa lebih turun sedikit," kata dia.

Ia menyampaikan, pihaknya saat ini akan memastikan proses penyaluran beras baik di pasar modern maupun tradisional tak terhambat. Menurutnya, ia bersama Bulog akan berkoordinasi dengan seluruh ritel terkait hal ini.

"Jadi izinkan kami berkoordinasi sekarang dengan seluruh ritel yang ada, pagi ini saya bersama teman-teman Bulog dan peritel membahas ini semua untuk isi pasar ritel," ujar Arief.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah untuk merelaksasi harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan bahan pokok lainnya seperti beras, gula, dan minyak goreng yang berpotensi terus mengalami kenaikan pada Februari 2024.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyampaikan, perubahan HET perlu dilakukan agar peritel dapat terus menyediakan bahan pokok guna mencegah kekosongan atau kelangkaan di gerai-gerai ritel modern.

"Kami memerlukan sikap pemerintah dan pihak berwenang untuk merelaksasi pula aturan main HET yang ditetapkan sehingga peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat," ujar Roy di Jakarta, Ahad (11/2/2024).

Relaksasi ini pun bertujuan untuk mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari 2024 para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern.

Dikutip dari Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras nasional di tingkat pedagang eceran naik signifikan dibandingkan sepekan lalu. Harga beras premium secara nasional kini dibanderol di level Rp 16.030 per kilogram atau naik 2,56 persen dibandingkan harga pada 5 Februari 2024. Sementara, harga beras medium berada di level Rp 14.520 atau sudah naik 5,91 persen dibandingkan harga 5 Februari 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement