Kamis 08 Feb 2024 23:45 WIB

BNPB Minta Pemda di Kalteng Segera Relokasi Warga dari Lokasi Rawan Bencana

Relokasi dinilai dapat mengurangi risiko terdampak bencana bagi masyarakat.

Warga melintas di tengah banjir (ilustrasi). BNBP meminta seluruh kepala daerah di Kaltara segera merelokasi warga yang tinggal di lokasi rawan bencana.
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Warga melintas di tengah banjir (ilustrasi). BNBP meminta seluruh kepala daerah di Kaltara segera merelokasi warga yang tinggal di lokasi rawan bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh kepala daerah di Kalimantan Utara (Kaltara) diminta segera merelokasi warga di daerah itu ketika terjadi bencana. Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam rapat koordinasi daerah yang dihadiri jajaran kepala daerah dan pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna membahas upaya mitigasi-penanggulangan bencana di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

"Penting karena relokasi akan sangat mengurangi risiko terdampak bencana bagi masyarakat, oleh karena itu memindahkan atau relokasi harus segera dilakukan," kata Suharyanto sebagaimana dikutip dari keterangan resmi BNPB, Kamis (8/2/2024).

Baca Juga

Pihaknya menilai Kaltara adalah daerah yang cukup rentan dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor hingga angin kencang, selain kebakaran hutan dan lahan. Hal itu diketahui seiring kondisi cuaca dan iklim saat ini yang menurut hasil analisa BMKG sedang meningkat signifikan, pemicunya berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby-kelvin.

Adapun kedua fenomena itu sebagai faktor pembentuk awan penghujan, pola belokan angin dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia. “Jadi Kalimantan Utara masuk musim penghujan, penanganan bencana harus dimulai pada saat sebelum terjadi bencana, itu adalah yang paling efektif dan efisien," ujarnya.

Oleh sebab itu ia menilai upaya merelokasi warga ke tempat yang lebih aman sangat mungkin dilakukan. Bahkan jauh lebih baik apabila dipersiapkan sejak menerima informasi peningkatan cuaca yang berpotensi berdampak bencana.

Ia mencontohkan seperti yang dilakukan petugas BNPB saat merespons erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur pada 2021-2022. Saat itu sebanyak 2.000 kepala keluarga warga sekitar dipindahkan dan hasilnya tidak ada korban jiwa maupun luka-luka terkena material erupsi gunung api itu.

"Prinsipnya pemerintah harus siap cepat dan tepat dalam kondisi seperti ini," katanya.

Pada kesempatan itu BNPB menyalurkan bantuan dukungan sumber daya darurat untuk BPBD dan TNI-Polri Kalimantan Utara yang di antaranya berupa satu unit perahu karet dan mesin, dua set tenda pengungsi, lima unit mesin alkon, dua unit genset, dan dua set alat penjernih air.

Selanjutnya sebanyak 500 paket sembako, paket hygiene kit, makanan siap saji, matras, selimut dan 500 botol sabun cair serta dukungan operasional dana siap pakai sebesar Rp 250 juta. Kemudian bantuan dana siap pakai Rp250 juta untuk Polda Kalimantan Utara dan Korem 092/Maharajalila, serta Rp150 juta untuk Kodim 0907/TRK dan Yonif 613/RJA senilai Rp 100 juta.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement