REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Nawir Arsyad Akbar
Belakangan, pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ramai dibahas di media sosial karena mempertanyakan kinerja Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Usai resmi mundur dari jabatan komisaris Pertamina dan mendeklarasikan diri mendukung calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Ahok seperti melancarkan serangan ke lawan politik.
"Sekarang, saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi wali kota?" kata Ahok dalam potongan video di media sosial seperti dipantau di Jakarta, Selasa (6/1/2024).
Tidak hanya Gibran yang jadi 'sasaran tembak', Ahok pun mempertanyakan kinerja Jokowi, yang juga ayah Gibran, selama menjadi presiden. Padahal, publik mengetahui, selama ini Ahok dengan Jokowi saat keduanya memimpin DKI Jakarta.
"Terus, Ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu. Saya lebih tahu. Makanya, saya enggak enak ngomong depan umum," kata Ahok.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menegaskan, pihaknya enggan terpancing terpancing dengan ucapan Ahok. Dia memastikan TKN Prabowo-Gibran tetap mengedepankan sikap politik yang merangkul dan tanpa menjatuhkan pihak mana pun.
"Kami tidak ingin kegaduhan. Jadi, biarkan saja Ahok mau bicara apa," ujar Nusron, Rabu (7/2/2024).
Menurut Nusron, Ahok hanya berupaya membuat gaduh suasana di masyarakat dengan pernyataan tersebut. Nusron pun melihat hal tersebut sebagai hal yang terus dilakukan Ahok secara berulang.
"Ahok itu tidak usah ditanggapi, karena omongan Ahok selalu bikin gaduh saja dari dulu," kata Nusron.
Tidak hanya itu, Nusron juga menilai Ahok tidak belajar dari kesalahan masa lalunya yang pernah tersandung masalah hukum karena perkataan yang dia ucapkan. "Namun, ternyata sekarang jadi beban masyarakat atas masa lalunya. Sayangnya, Ahok tidak belajar, mungkin memang hobinya bikin keresahan masyarakat," tambah Nusron.
Sebelumnya, Wakil Ketua TKN, Habiburokhman mengatakan, penilai Ahok terhadap Jokowi tidak ilmiah. Karena, hasil survei menunjukkan bahwa hampir 80 persen rakyat puas dengan kinerja Jokowi.
"Masyarakat pasti yang lebih tahu. Kalau Pak Jokowi dibilang tidak bisa kerja, kan sepertinya tidak ilmiah apa yang disampaikan Ahok karena approval rate Pak Jokowi itu hampir tembus 80 persen. Itu salah satu rekor," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Habiburokhman lantas menyebut, Ahok justru yang tidak bisa bekerja. Dia mengetahui itu karena Ahok adalah mantan kader Partai Gerindra. Bahkan, Habiburokhman mengaku dulu ikut mendukung Ahok ketika maju pada Pilgub DKI 2012.
"Ya nggak bisa kerja juga ini orang. (Ahok) cuma bisa omon-omon (bicara)," kata Habiburokhman.