Ahad 28 Jan 2024 12:04 WIB

Pembangunan IKN Harus Dipahami Secara Utuh

Creative hub yang akan dibangun di IKN nanti diharapkan memiliki jiwa Indonesia.

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan Nusantara Fair 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada 26—28 Januari 2024.
Foto: Kemenkominfo
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan Nusantara Fair 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada 26—28 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diharapkan dapat memahami secara utuh pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dan bagaimana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan Nusantara Fair 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada 26—28 Januari 2024. 

“Harapannya orang memahami Ibu Kota Nusantara secara utuh, apa yang sudah dilakukan hingga ke depannya sampai dengan 2045,” ujar Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Hubungan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Firmananur, di Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Nusantara Fair 2024 menggelar sejumlah kegiatan seperti games dan lomba cosplay bertema karakter nusantara. Kegiatan ini, dikatakan Firmananur, merupakan bagian dari strategi sosialisasi IKN. “Ini bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh strategi komunikasi yang kita kembangkan, ada berbagai event, salah satunya ini,” ujar dia.

Sutradara film, Anggy Umbara, yang hadir memeriahkan Nusantara Fair 2024 hari kedua menyakini jika IKN di Kabupaten Penajam Passer Utara, Provinsi Kalimantan Timur, memiliki banyak potensi untuk menjadi lokasi pembuatan film. Baik dari sisi keindahan alam maupun mitosnya.

“Sebenarnya banyak potensi di Kalimantan, khususnya IKN, bisa dari cerita-cerita horor seperti kuyang hingga alamnya untuk dijadikan lokasi film,” kata Anggy.

Dengan berbagai potensi ini, Anggi mengaku sangat tertarik membuat film bergenre laga atau aksi di IKN. “Saya kalau ada kesempatan ingin membuat film action di IKN karena sudah lama tidak ada film action (lokal) yang bagus. Padahal pada tahun 90-an Indonesia dikenal karena film-film laganya,” tuturnya.

Dia pun mengusulkan agar creative hub berupa taman tematik atau theme park yang akan dibangun di IKN nanti memiliki jiwa Indonesia dengan merangkul talenta-talenta lokal hingga seniman yang mumpuni. Diharapkan kreasi para talenta dan artis ini tidak dibatasi agar memberikan hasil atau outcome yang diinginkan.

“Kalau bisa (theme park) se-relate mungkin dengan jiwa Indonesia, dengan membawa jiwa ini. Jangan dibatasi agar bisa jadi outcome yang bagus, baik dari film, gim, dan sebagainya,” kata sutradara muda itu.

Menanggapi Anggy, Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Kreatif Sosial Budaya Masyarakat Otorita IKN, Gede Benny Subawa, menyatakan dukungannya. Dia bahkan meminta Anggy bisa ikut serta menjadi bagian tim yang akan membangun infrastruktur di IKN, berkolaborasi dengan tim yang sudah ada.

“Untuk theme park, saya kira masukan dari Mas Anggy bisa diaplikasikan dengan memanfaatkan konsep dan teknologi canggih yang akan diterapkan. Kita juga butuh SDM kreatif untuk membangun dan mengisi creative hub, misalnya aktifitas apa yang akan dilakukan dan dibutuhkan,” tuturnya.

Meski begitu Gede mengakui jika tantangan dalam membangun creative hub ini adalah masih belum banyaknya produk kreatif lokal yang memiliki kualitas setara dengan produk asing dalam skala industri. Sehingga diperlukan sinergi maupun kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk membangun infrastruktur creative hub dari produk lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement