REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi digital kian pesat seiring lahirnya inovasi baru. Mulai internet 5G hingga perkembangan kecerdasan buatan (artifical intelligence). Teknologi kecerdasan buatan sudah menjadi realitas.
Salah satu yang menarik adalah AI generative, yang dapat menciptakan berbagai hal. Mulai dari gambar, foto, musik, dan lainnya. Contohnya adalah LLM (large language model), yang dapat merespons percakapan, seperti yang terkenal adalah ChatGPT.
Sayangya, kemajuan AI, seperti LLM mendapat sorotan, terutama dari sisi etika. Dewan Pengarah Siberkreasi, Tony Seno mengatakan, semua orang dapat memilih model AI yang tidak dapat disensor, yang artinya tidak memedulikan persoalan etika.
"Karena tidak peduli sama etika kita bisa menyatakan segala pertanyaan yang positif, yang negatif, yang berbahaya, yang nyerempet, yang jahat, dan sebagainya. Dan dia akan merespons," jelas Tony dalam kegiatan Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertema 'Proyeksi Perkembangan Teknologi Digital di Tahun 2024' di Jakarta dikutip Selasa (23/1/2024).
Menurut dia, penggunaan AI generative sebenarnya, sangat bermanfaat bagi pekerjaan sehari-hari. Tony menyebut, kemampuan memanfaatkan perkembangan teknologi membutuhkan literasi digital dan keahlian sains data (data science).
Covid-19 jadi salah satu momentum akselerasi penggunaan teknologi digital, misalnya di dunia pendidikan dengan adanya virtual meeting. Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Zulfadly menyatakan, proyeksi digital 2024 menggunakan prinsip internet tangguh, ekosistem tumbuh.
"Proyeksi digital 2024 tidak bisa dipisahkan dari pembangunan core infrastuktur," ujarnya. Zulfadly menyebut, data APJII 2023 menemukan 215 juta orang Indonesia sudah melek internet. Angka itu merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan asing.
Hal itu juga merupakan potensi pasar digital yang besar, untuk wirausaha dalam negeri. Yang tidak kalah penting, kata Zulfadly, adalah dukungan kebijakan dan regulasi dari pemerintah. "Pemerintah daerah misalnya dapat membuat regulasi yang mendukung meluasnya akses internet yang murah dan terjangkau," ucapnya.
Technology Director Microsoft Indonesia, Panji Wasmana, menyatakan, tren teknologi 2024 masih akan didominasi oleh kecerdasan buatan. Dia mengutip data Gartner Top 10 Technology Trends 2024, yang secara konsisten menyebut tekonologi AI dalam laporannya.
"Ada potensi ekonomi sebesar 1 triliun dolar AS sampai dengan tahun 2030 pada saat kita membicarakan pemanfaatan teknologi AI," jelas Panji. Dia melanjutkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi sebesar 336 miliar dolar AS terkait kecerdasan buatan.