REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta para nelayan di provinsi setempat untuk menunda aktivitas melaut. Pasalnya ada potensi gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta.
"Kepada para nelayan di pantai Selatan untuk tidak melaut dulu sampai tanggal 22 Januari 2024 karena diprediksi kenaikan gelombang laut sampai dengan empat meter," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat (19/10/2024).
Menurut Noviar, peringatan tersebut menyusul potensi cuaca ekstrem akibat dampak Siklon Tropis Anggrek di Samudera Hindia yang diperkirakan BMKG terjadi mulai 18 Januari hingga 22 Januari 2024. Selain aktivitas melaut, menurut Noviar, kegiatan pariwisata di sepanjang pesisir selatan Yogyakarta masih aman sepanjang disertai kewaspadaan dan siaga tinggi.
Personel Satlinmas Rescue Istimewa, kata dia, telah diterjunkan di kawasan pesisir Selatan untuk melakukan pemantauan serta mencegah kemungkinan wisatawan yang hendak berenang. "Pariwisata tetap jalan dengan waspada dan siaga tinggi," katanya.
Menyusul status siaga darurat bencana hidrometeorologi di DIY yang telah ditetapkan sejak 20 Desember 2023 sampai 29 Februari 2024, BPBD DIY telah menyiagakan seluruh petugas beserta relawan yang tersebar di berbagai wilayah di DIY. Peran Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di masing-masing BPBD lima kabupaten/kota dioptimalkan dengan memantau informasi cuaca yang di-update BMKG secara berkala.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono menuturkan, cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Anggrek dapat memicu gelombang tinggi di laut Selatan Yogyakarta hingga mencapai empat meter. "Jika ada cuaca ekstrem di laut Selatan Yogyakarta potensi itu bisa terjadi. Tadi di Pantai Glagah Kulon Progo kecepatan angin lebih dari 30 knot," kata Warjono.