Rabu 17 Jan 2024 16:31 WIB

PDIP Santai Sikapi Fenomena Eksodus Kader Taruna Merah Putih

Menurut Hasto, mundurnya kader dari PDIP hal biasa dan bagian dari dinamika partai.

Rep: Nawir Arsyad Akbar, Lilis Sri Handayani, Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis (kiri) bersama Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto (kanan), di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Foto:

Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai, eksodus kader muda dari PDIP akan merugikan partai tersebut. Apalagi bila seusai Pemilu 2024 nanti, PDIP kembali berada di barisan oposisi.

PDIP diprediksi akan memainkan peranan oposisi bila kubu Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres. PDIP selama ini dikenal tidak mudah tergiur bila diiming-imingi jabatan oleh kubu rival.

“Bila skenarionya yang menang adalah Prabowo-Gibran, besar kemungkinan PDIP akan kembali jadi oposisi. Dan saat itu mereka membutuhkan kader-kader muda yang vokal dan energik,” kata Asrinaldi, Selasa (16/1/2024).

Asrinaldi menyebutkan, ketika PDIP selama 10 tahun menjadi opsisi terhadap Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2014, para kader muda yang hengkang itu menjadi wajah PDIP dengan sikap kritisnya terhadap banyak kebijakan pemerintah. Untuk itu, Asrinaldi mengingatkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar melakukan konsolidasi menyatukan seluruh kader.

Megawati, lanjut dia tentu tidak akan selamanya memimpin partai sebagai ketua umum. Sehingga, Mega bisa saja nanti meletakkan jabatannya sebagai ketum dalam keadaan kader tercerai berai.

“Ini warning untuk Bu Mega. Karena kepemimpinan beliau tidak akan selama-lamanya di PDIP. Dia harus meninggalkan legasi yang mempersatukan seluruh kader PDIP yang saling bersaing ini,” ucap Asrinaldi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement