Dengan begitu, nilai yang dikedepankan adalah nilai kebudayaannya, bukan aksinya. Hal tersebut juga dipandangnya bisa mengundang potensi wisata sebagai sebuah pengetahuan sejarah.
Jika tradisi Carok diteruskan pada skala aksi, maka akan merugikan pada jangka panjang. Karena masyarakat saat ini sudah semakin plural dan majemuk.
"Investasi dunia usaha dan dunia industri juga diharapkan semakin banyak. Sehingga kenyamanan, ketentraman dan keamanan menjadi syarat utama. Tetapi kalau dilestarikan sebagai produk budaya, justru bisa mendatangkan nilai ekonomis," ujar LaNyalla.
"Tradisi tersebut justru menjadi pendukung pariwisata. Dia disajikan dalam pertunjukkan-pertunjukkan pameran seni budaya Bugis-Makassar dalam konteks pariwisata," sambungnya.