Selasa 16 Jan 2024 14:08 WIB

Maruarar Keluar dari PDIP dan Memori Kemeja Putih Saat Batal Jadi Menteri Jokowi

Keluarnya Maruarar Sirait dinilai sebagai akumulasi kekecewaan terhadap PDIP.

Maruarar Sirait
Foto:

Maruarar Sirait merupakan salah satu kader PDIP yang cukup menonjol. Sejak 2004 sampai 2019, Ara selalu menjadi langganan menjadi anggota DPR RI dan selalu duduk di Komisi XI. Komisi yang menjadi partner pemerintah mengurusi keuangan dan perbankan. 

Selain memiliki darah keturunan PDIP dari ayahnya, Sabam Sirait yang merupakan salah satu pendiri PDIP, Ara memang dinilai memiliki kapasitas mumpuni sebagai politikus muda. Selama duduk di DPR, Ara cukup vokal. Terutama ketika PDIP beroposisi terhadap pemerintahan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu panggung yang membuat Ara bersinar adalah saat ia menjadi salah satu Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century tahun 2009 lalu.

Maruarar menjadi langganan Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) IX. Yakni meliputi Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang dan Kabupaten Majalengka. Sayangnya ia gagal mempertahankan kursinya di DPR ketika PDIP memidahkan Dapil Ara dari Jabar IX ke Jabar III yakni Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor. 

Pada 2014, Ara bersama sejumlah politikus muda PDIP memiliki andil besar dalam memperjuangkan Presiden Jokowi memenangkan Pilpres 2014. Ara bersama Rieke Diah Pitaloka, Budiman Sudjatmiko, Eva Sundari dan Ribka Tjiptaning, begitu gigih menghimpun relawan pemenangan Jokowi. 

Tetapi sayangnya para tokoh muda PDIP ini termasuk Ara tidak ada satupun yang ditunjuk menjadi menteri di Kabinat Kerja. Ironi dirasakan oleh Ara waktu itu. Mengutip pemberitaan Republika pada Ahad (26/10/2014), ketika itu Ara sudah berada di Istana Merdeka untuk bersiap dilantik menjadi salah satu Menteri Kabinet Kerja.

Ara waktu itu digadang-gadang akan menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Ara bahkan sudah mengenakan kemeja putih lengan panjang. Pada hari itu, semua menteri yang diumumkan Jokowi mengenakan kemeja putih.

Tetapi setelah Jokowi selesai mengumumumkan nama-nama menteri kabinetnya, nama Ara tidak kunjung disebut. Bahkan Menkominfo sudah diumumkan dijabat oleh Rudiantara. 

Informasinya, sebelum hari pelantikan kabinet, Ara lebih dulu dipanggil menghadap Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri ke kediamannya di Teuku Umar, Menteng. Tidak diketahui secara pasti apa yang dibicarakan Ara dengan Megawati ketika itu. 

 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan kegagalan Ara menjadi menteri Jokowi menjadi momen pertama kali Ara merasa dikecewakan oleh partainya sendiri. 

 

"Ini akumulasi kekecewaan Ara di internal PDIP.  Kita sudah tahu Ara sudah lama tersingkir, tidak punya peran, sudah lama tidak punya masa depan di PDIP. Kita tahu ketika 2014, Ara akan dilantik oleh Pak Jokowi sebagai menteri sudah pakai baju putih tapi gagal," kata Ujang, Selasa (16/1/2024).

 

Sejak kejadian itu, peran Ara di PDIP mulai tidak kelihatan. Nama Ara bahkan tidak lagi ke dalam struktural pengurus DPP PDIP periode 2015-2020. Padahal dua periode sebelumnya Ara selalu menjadi pengurus inti PDIP.

Periode 2005-2010, Ara menjabat sebagai Ketua DPP PDIP bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga. Posisi yang sama diemban Ara pada periode kepengurusan PDIP 2010-2015. Puncaknya adalah pada Pemilu 2019 lalu, di mana Ara selain tidak lagi punya jabatan di DPP PDIP, partai juga memindahkan Dapilnya dari Jabar IX ke Jabar III. Di mana pemindahan Dapil membuat Ara gagal lolos menjadi anggota DPR RI untuk pertama kalinya sejak terjun kedunia politik. 

Pada Pemilu 2024 ini, suara Ara nyaris tidak terdengar. Ara sama sekali tidak dilibatkan dalam pemenangan pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement