Rabu 03 Jan 2024 17:37 WIB

Kala Niat Israel Usir Warga Palestina dari Gaza tak Direstui Washington

AS konsisten dan tegas menyatakan Gaza akan tetap menjadi tanah Palestina.

Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel di Jalur Gaza duduk di tenda darurat di daerah Muwasi pada Ahad (31/12/2023).
Foto:

Kelompok Hamas pada Senin (1/1/2024) menyebut pernyataan sejumlah pemimpin Israel tentang pengusiran warga Palestina dari Gaza hanya "angan-angan yang tidak bisa diwujudkan". Mereka mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa rencana tersebut tidak akan pernah terwujud mengingat "ketabahan dan perlawanan berani rakyat Palestina."

Pernyataan Hamas itu untuk menanggapi komentar dari beberapa pejabat Israel garis keras, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang menyerukan "evakuasi sukarela" warga Palestina dari Gaza dan mendesak berbagai negara untuk menerima warga Palestina dari Gaza.

Pernyataan Hamas tersebut mendesak "masyarakat internasional dan PBB untuk mengaktifkan hukum internasional dalam menghadapi sikap fasis Israel, yang tidak lain adalah kejahatan perang."

Berbicara terpisah, Dubes Palestina untuk Inggris, pada Senin, menyatakan kemarahannya atas laporan bahwa Israel bermaksud menggunakan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair untuk membujuk negara-negara Barat agar mereka menerima pengungsi dari Jalur Gaza setelah perang.

"Media Israel melaporkan bahwa mantan PM Inggris Tony Blair mengunjungi Israel pekan lalu, bertemu dengan beberapa pejabat Israel termasuk (PM Israel Benjamin) Netanyahu dan mengambil peran membantu Israel melaksanakan pengusiran massal dan pembersihan etnis warga Palestina dari tanah air mereka berkedok 'migrasi sukarela,'" kata Dubes Palestina Husam Zomlot di platform X.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk memastikan bahwa tidak ada tokoh Inggris yang akan mengambil bagian dalam kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang dilakukan Israel. Kami bersikeras bahwa siapa pun yang melakukan hal tersebut harus menanggung konsekuensi hukum atas tindakan tidak bermoral dan kriminal terhadap rakyat Palestina," lanjutnya.

Channel 12 Israel sebelumnya mengklaim, bahwa Blair melakukan kunjungan rahasia ke Israel pekan lalu. Blair diberitakan mengadakan pertemuan rahasia dengan Netanyahu dan anggota kabinet perang Benny Gantz untuk membahas masalah itu.

Namun, sumber yang dekat dengan Blair membantah laporan tersebut, dan mengatakan pada The Jerusalem Post bahwa klaim Blair terkait pengungsian warga Palestina tidak berdasar. Sumber tersebut menekankan bahwa diskusi seperti itu tidak pernah terjadi dan Blair tidak akan pernah menerima usulan tersebut.

photo
Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat membahas resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza pada Jumat (8/12/2023). - (Tim infografis republika.co.id)

sumber : Antara, IRNA-OANA, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement