"Diabetes melitus tipe 2 dikenal sebagai penyakit pembunuh senyap yang bisa menyebabkan disfungsi, gagal organ, hingga kerusakan berbagai bagian tubuh. Adapun terapi pengobatan yang lumrah digunakan untuk penyakit ini adalah penggunaan obat-obatan penurun kadar gula darah serta insulin," ujar dia.
Menurut dia, terapi stem cell ini dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Dalam melakukan penelitian ini, Purwati melibatkan 40 orang pasien diabetes dengan usia antara 30-79 tahun. Para pasien kemudian disuntikkan stem cell dengan frekuensi yang berbeda dalam kurun waktu tiga bulan.
Selanjutnya, para pasien akan diukur gula darah puasa dan dua jam sesudah makan, HBA1C (gula dalam tubuh yang menempel pada sel darah merah), dan fungsi pankreas. "Hasilnya, level gula darah saat berpuasa dan dua jam setelah makan serta HBA1C mengalami penurunan yang sangat signifikan. Karenanya, stem cell bisa menjadi terapi pilihan untuk penderita diabetes melitus tipe 2," tuturnya.
Purwati juga menjelaskan berbagai keunggulan dari terapi autologus stem cell bagi pengobatan diabetes melitus tipe 2. Pertama, aman karena autologus, sehingga sumber stem cell yang mudah didapat, kedua, penyimpanannya juga tidak sulit.
"Terapi autologus stem cell untuk diabetes ini memang hal baru yang terus berkembang keilmuannya. Namun, dari penelitian yang kami lakukan, terapi ini bisa menjadi alternatif untuk diabetes melitus tipe 2," kata Purwati.