Sabtu 02 Dec 2023 12:19 WIB

Perang Berlanjut, Manakah Solusi Damai Paling Waras Palestina-Israel?

Ke manakan masa depan negara Palestina merdeka?

Warga Palestinian evakuasi bocah terkena bom pasukan Israel. (lustrasu)
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestinian evakuasi bocah terkena bom pasukan Israel. (lustrasu)

Oleh Affan Ramli, Pengajar Pedagogi Kritis dan Alumni International Islamic University Malaysia (IIUM)

Kemarin, Palestina-Israel gagal memperpanjang gencatan senjata. Perang brutal dan genosida di Gaza dilanjutkan. Bocoran dari Financial Time mengabarkan Israel merencanakan perang selama satu tahun ke depan atau lebih. Sampai Hamas benar-benar bisa dihancurkan. 

Dunia masih gagal memberikan Palestina solusi damai jangka Panjang. Saat ini, masyarakat internasional bergelut dengan perdebatan dua wacana, antara solusi dua negara dan solusi satu negara. Manakah dari dua solusi itu yang paling waras?

Pemerintah Cina dan Rusia sejak awal percaya, satu-satunya solusi damai adalah Palestina harus merdeka. Bertetangga dengan Israel. Pikiran seperti ini biasanya disebut solusi dua negara. Negara Israel dan negara Palestina hidup damai berdampingan.

Banyak negara Eropa belakangan menyuarakan tuntutan yang sama. Spanyol, Belgia, dan Norwegia diantara negara Eropa paling getol menyuarakan solusi dua negara. Palestina tidak boleh lagi hidup di bawah Israel dengan wilayah otonomi atau pemerintahan sendiri.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menekankan solusi dua negara jadi satu-satunya jalan yang dapat menjamin perdamaian Israel-Palestina dalam jangka panjang. Sebagai pendukung fanatik Israel, pikiran Joe Biden seperti itu dinilai suatu kemajuan penting.

Soalnya, sekutu utama Amerika Serikat di Eropa masih  menentang solusi dua negara. Sebut saja beberapa negara pembela Israel garis keras, seperti Inggris, Francis, Jerman, dan Itali hingga kini masih menolak Palestina merdeka. Jika Palestina jadi negara baru, proyek perluasan pemukiman Israel otomatis terhenti.

Penentang solusi dua negara bukan hanya datang dari negara-negara Eropa sekutu dekat AS. Iran juga menolak solusi seperti itu. Bagi Iran, solusinya harus satu negara, bukan dua negara.

Bedanya, solusi satu negara versi Iran artinya hanya ada negara Palestina. Israel dibubarkan. Bagi Eropa, solusi satu negara bermakna hanya ada negara Israel, seperti saat ini. Palestina cukup jadi wilayah otonomi dalam negara Israel.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement