REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejang demam atau biasa dikenal sebagai step pada anak adalah hal yang dikhawatirkan oleh para orang tua. Kondisi yang muncul ketika demam sudah terbilang tinggi ini biasa ditandai dengan kejang-kejang, mata mendelik, dan terkadang lidah tergigit.
Kejadian inilah yang sedang dialami oleh salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bernama Adnan Arsyada (5 tahun) hingga membuat dirinya harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit Charlie Hospital. Bocah yang saat ini sedang mengenyam pendidikan Taman Kanak-Kanak di daerah Boja ini juga mengalami diare cair akut.
Rambat Turmuslimah (39 tahun) ibu dari Adnan mengaku dirinya sangat lega telah terdaftar menjadi peserta JKN, sehingga sang putra bisa mendapatkan pertolongan dari pihak rumah sakit dengan sangat cepat.
“Saya bersyukur saat ini kami sekeluarga telah menjadi peserta JKN, saya tidak tahu lagi apabila tidak memiliki jaminan kesehatan seperti saat ini. Jujur saja ketika anak saya mengalami kejang saya sudah sangat panik karena baru kali ini dia mengalami kejadian seperti ini,” kata Rambat.
Rambat tidak menyangka sang putra akan mengalami kejang dan diare akut. Dirinya beranggapan sang putra bisa sembuh dengan mengonsumsi obat penurun panas dan diare yang dibeli di apotek.
“Beruntung sekali anak saya sudah mendapatkan penanganan yang baik dan sangat cepat dari rumah sakit. Sudah dua hari anak saya dirawat di sini dan sekarang kondisinya sudah membaik sekali,” ujar Rambat.
Pada kesempatan yang sama, Rambat juga mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan petugas rumah sakit kepada sang putra sangat baik dan tidak ada perbedaan dengan pasien umum yang sama-sama sedang dirawat di Charlie Hospital.
“Hak kelas rawat inap saya adalah kelas tiga dan kepesertaan JKN saya merupakan dari segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Meskipun begitu, kamar rawat inap disini sangat nyaman dan sangat bersih, sehingga anak saya pun tidak rewel selama dirawat di sini,” ujar Rambat.
Terkait dengan obat-obatan yang diperuntukan kepada sang putra, Rambat mengatakan sampai dengan sejauh ini tidak ada informasi tambahan iur biaya obat ataupun adanya obat yang kosong dari perawat maupun dokter yang menangani putranya. Dirinya pun berharap sampai dengan akhir perawatan putranya di Charlie Hospital tidak ada tambahan iur biaya apapun.
“Semoga setelah anak saya dinyatakan boleh pulang oleh dokter di sini, pada saat mengurus administrasi tidak ada iur biaya tambahan lagi karena sejujurnya kami juga tidak ada persiapan dana khusus untuk pembayaran ke rumah sakit,” ujar Rambat.
Rambat juga menyampaikan rasa terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah menyelenggarakan Program JKN hampir satu dekade ini. Ia berharap Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dapat terus berjalan sehingga banyak masyarakat yang terbantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada BPJS Kesehatan yang telah diberi amanah oleh pemerintah untuk mengelola Program JKN ini. Saya tidak membayangkan apabila saya belum terdaftar sebagai peserta JKN, entah berapa jumlah biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan untuk biaya berobat,” ujar Rambat.
Besar harapan Rambat program JKN dapat terus berjalan di negara ini dan dapat mengangkat derajat kesehatan khususnya bagi masyarkat yang kurang mampu. “Begitu besar manfaat yang telah dirasakan masyarakat terhadap program JKN, semoga program ini dapat terus berjalan dan terus memberikan mafaat pelayanan kesehatan di negara ini,” kata Rambat.