Ahad 26 Nov 2023 08:08 WIB

Pembangunan Museum Pajajaran Bogor Capai 75 Persen

Pemkot Bogor berharap bisa meresmikan Museum Pajajaran pada akhir Desember 2023.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Progres pembangunan Museum Pajajaran di kawasan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor mencapai 65 persen pada Selasa (7/11/2023). Pembangunan museum ini merupakan bagian dari penataan kawasna Batutulis.
Foto: Dok. Republika
Progres pembangunan Museum Pajajaran di kawasan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor mencapai 65 persen pada Selasa (7/11/2023). Pembangunan museum ini merupakan bagian dari penataan kawasna Batutulis.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pembangunan Bumi Ageung Batutulis atau Museum Pajajaran di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor mencapai 75 persen. Diharapkan bangunan utama dari museum ini bisa diresmikan Desember mendatang.

“Alhamdulillah secara fisik konstruksi sudah mencapai 75 persen. Harapannya untuk sarana atau konstruksi utama sudah bisa diresmikan pada akhir Desember 2023,” kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, dalam keterangannya, Sabtu (25/11/2023). 

Baca Juga

Dedie mengatakan, hingga saat ini belum ada kurasi terkait isi dari Museum Pajajaran. Karena pembangunan awal ini lebih fokus kepada memprioritaskan tempat.

Selain itu, kata dia, pengisian museum harus berkoordinasi dan berbicara juga dengan beberapa museum yang sudah eksis. Di antaranya, Museum Sri Baduga Maharaja di Bandung yang koleksi peninggalan benda-benda sejarah terkait kerajaan Pajajaran hingga museum lainnya ada di Sumedang.

Namun demikian, sambung Dedie, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mencoba mengelaborasi, mensinergikan untuk kemudian mencari benda apa saja yang bisa ditampilkan. “Ternasuk narasi apa yang bisa dijadikan sebagai metode pembelajaran seni budaya dan sejarah, bagi generasi muda mendatang ketika museum sudah rampung dibangun,” ujarnya.

Sementara itu, untuk interior dan isi museum, menurut Dedie harus ada kajian dan pelaksanaan hal-hal lain yang melibatkan pihak lintas sektoral. Di antaranya melibatkan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

“Selain itu, untuk memberi penjelasan kepada masyarakat akan dipersiapkan panel-panel lintasan sejarah, mulai dari zaman prasejarah, kerajaan, zaman kolonial portugis, belanda dan jepang sampai zaman kemerdekaan,” ucapnya.

Dedie mengakui, anggaran dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya tidak sedikit. Saat ini Pemkot Bogor berkomitmen untuk menyiapkan tempat yang cukup representatif dan diharapkan bisa memenuhi keinginan walaupun tidak bisa mengakomodir semua kepentingan.

“Pemkot Bogor sangat terbuka dan berharap apa yang diikhtiarkan menjadi milik bersama, dijaga dan dikembangkan secara bersama-sama para budayawan, dinas terkait serta masyarakat pada umumnya,” ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement