Jumat 24 Nov 2023 00:49 WIB

Kemendikbudristek Ajak Industri Majukan Pendidikan Vokasi

Keterlibatan industri telah diakomodasi dengan adanya skema dana padanan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati saat meninjau produk inovasi teknologi karya satuan pendidikan vokasi yang dipamerkan dalam acara Mahakarya Vokasi bertajuk VokasiLand Road To Harteknas 2022 di Grand City Mall, Surabaya, Kamis (28/7).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati saat meninjau produk inovasi teknologi karya satuan pendidikan vokasi yang dipamerkan dalam acara Mahakarya Vokasi bertajuk VokasiLand Road To Harteknas 2022 di Grand City Mall, Surabaya, Kamis (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya memajukan pendidikan vokasi dengan keterlibatan industri terus didorong. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berharap dunia usaha dan dunia industri (DUDI) bisa ikut berpartisipasi dalam menyusun kurikulum dan kompetensi tenaga pengajar vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati menyampaikan, keterlibatan industri telah diakomodasi dengan adanya skema dana padanan atau matching fund. Dengan begitu, pemerintah siap untuk mengucurkan dana apabila indsutri mau mengambangkan kompetensi vokasi.

“Kami ini punya uang, tapi karena hasil karya ini akan juga bermanfaat bagi industri, mari kita urunan satu-satu. Bantu kami untuk menyusun kurikulum, menyiapkan guru, meningkatkan kompetensi, serta membangun teaching factory di sekolah-sekolah,” ujar Kiki dalam sambutannya pada Erajaya Vocational Day 2023 di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Dia menyampaikan, kolaborasi yang nantinya terjalin antara vokasi dan DUDI akan punya dampak yang bermanfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sebagai contoh, kata dia, industri tidak perlu lagi repot untuk merekrut tenaga pakar. Sebab, lewat kolaborasi bersama pendidikan tinggi vokasi (PTV), industri bisa menggaet tenaga-tenaga ahli dari kampus vokasi tersebut.

Sementara itu, bagi kampus vokasi kolaborasi bisa membawa keuntungan pada penyelarasan kebutuhan dan kompetensi teranyar yang ada di ekosistem dunia kerja saat ini. Dengan demikian, kampus akan bisa menyelarasakan kurikulum dengan kebutuhan yang hadir saat ini.

“Kampus pun terbuka wawasannya, untuk kemudian bisa memikirkan inovasi-inovasi baru yang nantinya tentu akan bermanfaat bagi industri,” tutur dia.

Kiki pada kesempatan itu turut menyampaikan pesan yang dititipkan Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk terus mengajak mitra industri untuk ikut merancang, mengembangkan, dan melaksanakan pendidikan. Dia mengapresiasi sumbangsih yang telah dilakukan oleh Erajaya untuk ikut mengembangkan pendidkan vokasi dalam negeri.

“Erajaya  sampai tahun 2023 sudah mengadopsi 55 SMK dan tiga politeknik. Lebih dari itu, 2.500 guru pun sudah memanfaatkan teknologi yang dikembangkan. Inisiatif ini yang tentu kami harapkan hadir dari Industri,” terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement