Selasa 21 Nov 2023 19:09 WIB

639 Lulusan IT PLN Siap Jawab Kebutuhan Kompetensi SDM untuk Transisi Energi

SDM unggul akan menjawab kebutuhan SDM Indonesia menyongsong transisi energi.

Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto saat menyampaikan sambutannya dalam upacara wisuda ke-43 IT PLN yang dilaksanakan di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada Rabu (15/11/2023).
Foto: PLN
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto saat menyampaikan sambutannya dalam upacara wisuda ke-43 IT PLN yang dilaksanakan di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada Rabu (15/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Teknologi PLN (IT PLN) meluluskan 639 mahasiswa magister, sarjana dan ahli madya yang telah menyelesaikan masa studinya. Hal ini ditandai dengan upacara Wisuda ke-43 yang dilaksanakan di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada Rabu (15/11/2023). Para lulusan IT PLN ini akan menjadi salah satu sumber daya manusia (SDM) unggul dalam menjawab kebutuhan SDM Indonesia menyongsong transisi energi.

Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto dalam sambutannya menegaskan komitmen PLN untuk terus mendukung penguatan marwah IT PLN dan menjadikannya sebagai perguruan tinggi teknik terbaik di ASEAN. 

Baca Juga

Dia mengatakan, sejak tahun lalu manajemen PLN sudah mendeklarasikan bahwa IT PLN adalah anak kandung PLN. Menurut dia, IT PLN berada di bawah koordinasi Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN sesuai ketentuan legal. 

"Dengan memposisikan IT PLN sebagai anak kandung PLN maka ceritanya menjadi lain. Sejak itu intervensi PLN kepada IT PLN demi peningkatan kualitas kampus dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur," kata Didi dalam siaran pers.

Didi mengungkapkan PLN Group secara terbuka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang di seluruh unit PLN. Kemudian, demi perbaikan dan sebagai langkah evaluasi IT PLN juga secara berkala melakukan asesmen. 

"Kita telah meminta pakar asesmen dari University Tenaga Nasional (UNITEN) Malaysia untuk memotret IT PLN. Dari hasil asesmen tersebut kita menjadi tahu ruang-ruang perbaikan untuk menjadikan kampus ini yang terbaik,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Toni Toharudin menyampaikan keinginannya agar para wisudawan IT PLN dapat mewujudkan cita-cita bersama dalam memanfaatkan bonus demografi. Menurut dia, ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan sektor pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. 

Di sisi lain, Rektor IT PLN Iwa Garniwa mengungkapkan bahwa tema wisuda "Applied University Empowering Great Expert Leader in The Global Industry" berarti menegaskan posisi IT PLN sebagai kampus yang mencetak lulusan siap kerja. 

"Kita bukan hanya mencetak sarjana, namun mencetak SDM yang kompeten dan mumpuni agar siap menjadi expert leader di industri global. Ini bukan sekadar slogan yang berhenti di tataran wacana, namun kita sungguh-sungguh dalam mewujudkannya,” katanya.

Iwa melanjutkan bahwa IT PLN menerapkan kurikulum pendidikan 4 – 4 – 2 yang artinya 40 persen teori, 40 persen problem solving dan 20 persen kuliah industri. Dengan demikian belajar di IT PLN bukan sekedar belajar teori namun juga belajar menyelesaikan masalah dan merasakan langsung dinamika dunia industri. 

photo
Prosesi pemindahan tali toga oleh Rektor IT PLN Iwa Garniwa sebagai simbolis bahwa mahasiswa telah lulus dan siap terjun ke masyarakat. - (PLN)

 

Orasi ilmiah The New Paradigm

Dalam wisuda ini juga disampaikan orasi ilmiah mengenai paradigma baru (The New Paragidm) oleh Menteri ESDM 2017 - 2019, Ignasius Jonan. Dirinya turut berpesan kepada seluruh wisudawan untuk menetapkan tujuan meraih cita-cita.

Jonan menyampaikan, mengutip artikel The Heart of Business yang ditulis Hobert Joly di Harvard Business Review, terdapat empat hal besar yang harus diperhatikan. Pertama dunia membutuhkan apa (what the world needs). Kedua apa keunikan sebuah perusahaan tersebut (what your company is uniquely good at). Ketiga bagaimana bisa menciptakan nilai ekonomis (how your company can create economic value).

Menurut Jonan, di era bonus demografi sebuah organisasi atau perusahaan itu harus memiliki nilai ekonomis. Begitu juga dalam bekerja, baik itu di sektor pemerintahan, pendidikan, dan lainnya. Menurutnya, kalau tidak ada nilai ekonomisnya organisasi tidak akan berkembang.

"Tiga hal yang diatas saya paham, dari mulai tahun 80’an sejak saya bekerja. Namun yang keempat adalah apa yang disukai oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan (what your people at your company are passionate about),” ujarnya.

Jonan mengatakan para pengajar (akademisi) yang membimbing generasi muda atau gen Z itu memahami bahwa generasi milenial dalam bekerja atau berkarya atas dasar passion bakat dan minat.

“Generasi milenial sekarang bekerja bukan hanya atas dasar pendidikan melainkan passion-nya. Ini menurut saya penting,” kata Jonan menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement