Jumat 17 Nov 2023 23:23 WIB

Colombo Plan yang Pertemukan 6 Negara Bahas TPBIS Resmi Ditutup

Fokus utama dari semua kegiatan Colombo Plan adalah pengembangan sumber daya manusia.

Gelaran Colombo Plan yang memfokuskan pada program berbagi pengetahuan soal Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) resmi ditutup.
Foto: Dok Perpusnas
Gelaran Colombo Plan yang memfokuskan pada program berbagi pengetahuan soal Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) resmi ditutup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Colombo Plan yang memfokuskan pada program berbagi pengetahuan soal Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) resmi ditutup.

Sestama Perpusnas Ofy Sofiana mengatakan, selama kegiatan berlangsung para peserta dari berbagai negara telah menggali berbagai strategi dan program TPBIS melalui kunjungan dan eksplorasi.

"Ini juga menjadi bukti nyata kekuatan transformatif perpustakaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Ofy dalam penutupan Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS di Jakarta, pada Jumat (17/11/2023).

Acara yang berlangsung sejak 13 hingga 17 November 2023 itu melibatkan delapan peserta dari enam negara anggota Colombo Plan, yakni Laos, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Vietnam, dan Myanmar serta 10 peserta dari perwakilan provinsi/kabupaten/kota di Indonesia. Para peserta terlibat dalam perjalanan, pembelajaran, dan penemuan di bidang strategi dan proyek TPBIS yang dipelopori Perpusnas.

Dalam kegiatan tersebut para peserta berkunjung ke perpustakaan Mutiara Rawa Binong, Jakarta Timur, pada Kamis (16/11/2023). Di sana, mereka tidak hanya mendapatkan contoh praktis, tetapi juga inspirasi bahwa TPBIS dapat berhasil diimplementasikan.

Setelah penutupan kegiatan, Ofy berharap agar peserta tidak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga komitmen untuk mendorong inklusi sosial melalui sistem perpustakaan di negara masing-masing. Dia menekankan bahwa hasil kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk kolaborasi lebih lanjut.

“Kami dari Perpusnas, bersama mitra kami, akan memastikan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan di sini akan menjadi sumber inspirasi untuk inisiatif baru di negara dan wilayah asal Anda,” kata dia.

Dia optimistis hasil kegiatan ini akan menjadi stimulus bagi perubahan positif di masyarakat. Dia menantikan program di masa depan yang akan melanjutkan dan memperluas kegiatan yang telah dimulai, sambil mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengoptimalkan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial.

“Marilah bersama-sama mengoptimalkan kekuatan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial, membuka jalan bagi masyarakat yang lebih inklusif, terinformasi, dan tangguh,” kata dia.

Dalam kegiatan kali ini, Perpusnas bekerja sama dengan Kemensetneg dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di bawah Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang dalam mengadakan sesi berbagi praktik baik melalui pelatihan.

Dalam upaya pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, Indonesia ikut berkontribusi pada pembangunan global. Salah satu bentuk implementasi dari hal itu adalah program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) yang merupakan upaya penguatan kerja sama pembangunan internasional dan bagian dari 'soft diplomacy' untuk peningkatan citra positif Indonesia.

Guna memperkuat komitmen pelaksanaan program KSST, Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Sekretariat Negara menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional, termasuk Colombo Plan.

Colombo Plan merupakan organisasi regional yang mencakup konsep upaya kolektif antarpemerintah untuk memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara anggotanya di wilayah Asia-Pasifik. Fokus utama dari semua kegiatan Colombo Plan adalah pengembangan sumber daya manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement