Kamis 16 Nov 2023 19:01 WIB

Hati-Hati, Peneliti BRIN Ingatkan Masyarakat Waspadai Potensi Hujan Ekstrem

Menurut peneliti BRIN potensi cuaca ekstrem bisa dikenali dari warna awan sejak pagi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Orang-orang memegang payung di bawah hujan, melintasi jalan yang sibuk di Jakarta. (ilustrasi)
Foto:

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, prakiraan musim hujan dari November 2023 hingga Maret 2024 sebagian sifat hujan di Indonesia bagian Utara dan Tengah cenderung normal dan di atas normal. Sementara di Indonesia bagian Selatan, hingga Februari 2024 sifat hujannya cenderung di bawah normal.

“Pada musim hujan, beberapa wilayah indonesia mengalami intensitas hujan tinggi, yaitu Aceh, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Papua,” jelas Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani kepada Republika, Kamis (16/11/2023)

Sementara itu, kata Andri, ada beberapa wilayah Indonesia yang mengalami penurunan intensitas hujan. Beberapa wilayah tersebut, yaitu Lampung, Sebagian Besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB,  Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan. 

Dia juga menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring ENSO Dasarian I November 2023 menunjukkan, indeks ENSO ada di angka +1.81. Sementara IOD sebesar +1.38. Kondisi IOD positif tersebut diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.

Sedangkan El Nino Moderat diprediksi terus bertahan hingga Februari 2024. Dibanding tahun lalu, sebagian Indonesia bagian Utara dan Tengah cenderung relatif sama sedangkan Indonesia bagian Selatan cenderung lebih rendah dibanding tahun lalu.

"Walaupun El Nino dapat mempengaruhi penurunan intensitas hujan pada musim hujan, tetapi potensi bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, banjir bandang, dan longsor masih berpotensi tinggi terjadi," jelas dia.

Sebab itu, dia merekomendasikan masyarakat untuk melakukan kesiapan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Langkah-langkah yang bisa dilakukan seperti kesiapsagaan logisitik penyelamatan dan pascabencana, membersihkan saluran air, memastikan aliran air tidak terhambat, dan menyimpan barang-barang berharga di tempat yang aman.

“Melakukan perencanaan evakuasi yang terorganisir saat terjadi bencana hidrometeorologis, dengan mematuhi komando dari aparat pemerintah setempat,” kata dia.

Masyarakat juga perlu menjaga kesehatan, terutama pada musim hujan dengan peralatan pelindung seperti membawa payung dan jas hujan. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur-sayuran, dan vitamin, dan juga air putih yang cukup

“Selalu memantau info BMKG di berbagai kanal media, terutama media sosial terkait pemantauan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini berbasis dampak akan bencana hidrometeorologi,” jelas Andri.

photo
Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement