REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyatakan adanya indikasi penambahan tiga individu baru macan tutul yang berada di kawasan konservasi Gunung Ciremai, Jawa Barat. Hal ini berdasarkan pendataan dengan metode tertentu selama enam bulan terakhir.
“Di beberapa tempat kawasan Gunung Ciremai ada indikasi penambahan spesies macan tutul baru dan ini adalah satu langkah keberhasilan untuk mendapatkan data dan keberadaan hewan itu,” kata Kepala Balai TNGC Maman Surahman di Kuningan, Jawa Barat, Rabu (15/11/2023).
Maman menjelaskan kabar tersebut masih berupa identifikasi awal. Sehingga, Balai TNGC perlu melakukan analisa dan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kebenaran apakah spesies macan tutul (Panthera pardus melas) itu populasinya bertambah di Gunung Ciremai.
Untuk sementara, kata Maman, jumlah macan tutul yang mendiami kawasan hutan TNGC masih berjumlah empat individu. Keempatnya adalah dua ekor penghuni lama serta dua ekor lainnya hasil pelepasan liar.
“Di TNGC individu macan tutul yang sudah kita hitung dengan kamera trap ini ada dua hasil lepasan yaitu Slamet dan Rasi. Kemudian ada dua individu di kawasan TNGC,” ujarnya.
Sedangkan terkait indikasi adanya tiga individu baru macan tutul, ujar Maman, bermula ketika pihaknya menemukan sejumlah perbedaan pada pola, bentuk, corak dan ukuran tutul pada spesies itu yang terekam pada kamera trap.
Ia menjelaskan jika dilihat pada morfologinya, penampakan individu baru yang terekam kamera itu diindikasikan sebagai macan tutul yang belum dijumpai di Gunung Ciremai.
Artinya, individu macan tutul tersebut bukan berasal dari hasil kembang biak macan tutul yang ada sebelumnya. Apalagi hasil identifikasi sementara individu baru itu sudah dewasa.
“Ini ada indikasi dan informasi terkait pembeda-pembeda dari macan tutul di beberapa tempat, mungkin ada tiga individu yang ingin kami pastikan lagi. Kami sedang mempelajari pola tutulnya. Pada waktunya akan kami rilis. Ada empat. Setelah kami analisa, sepintas dari pola tutul itu ada tiga individu baru,” kata Maman menjelaskan.
Kendati demikian, Maman menekankan Balai TNGC akan melakukan analisis lebih lanjut terkait indikasi tersebut. Terlebih macan tutul merupakan tiga spesies kunci bagi ekosistem di Gunung Ciremai.
“Satwa prioritas atau satwa kunci yang selalu kita pantau untuk kita tingkatkan populasinya adalah tiga spesies kucing besar (macan tutul), surili dan elang jawa. Tiga spesies ini harus dipantau tingkat perkembangan sebaran populasi, habitat maupun satwa mangsanya,” tuturnya.
Sementara itu Koordinator Pemantau Macan Tutul Jawa Balai TNGC Dwi Suryana menyampaikan bahwa proses identifikasi adanya individu baru macan tutul itu masih membutuhkan waktu yang cukup panjang. Sebab, ungkap Dwi, ada sejumlah tahapan dan metode perhitungan tertentu guna menyatakan bahwa populasi macan tutul di Gunung Ciremai bertambah.
“Perlu justifikasi oleh ahli. Ini proses yang belum dilakukan. Tahapan paling susah adalah tahapan pengunduhan, identifikasi dan pengumpulan datanya,” ucap dia.