REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Polresta Bogor Kota telah mengirim rekaman CCTV yang merekam aksi pembunuhan Andriana Yubelia Noven (18 tahun), siswi SMK Baranangsiang, Bogor, yang tewas ditikam empat tahun lalu, ke Pusat Inafis (Pusinafis) Polri. Saat ini, Pusinafis telah mendeteksi empat wajah kandidat terduga pelaku pembunuh Noven.
Kasat Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila mengatakan kandidat terduga pelaku itu didapatkan dari rekaman CCTV di tempat kejadian perkara (TKP), yakni Jalan Riau, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Empat wajah tersebut kemudian dicocokkan dengan data di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
“Nanti akan kita lakukan klarifikasi karena kandidat dari Pusniafis ini berdasarkan kemiripan wajah. Kita tidak bisa berasumsi bahwa itu pelakunya, hanya berdasarksn kemiripan antara rekaman CCTV itu dengan data kependudukan yang ada di Disdukcapil,” kata Rizka, Jumat (10/11/2023).
Rizka menyebutkan, dari empat kandidat terduga pelaku, tiga di antaranya terdata sebagai warga luar Kota Bogor. Sehingga ia akan menjadwalkan pemanggilan terhadap orang-orang tersebut. “Saat ini tahapnya kita agendakan minggu depan salah satunya ada yang di luar Kota Bogor akan kita lakukan pemanggilan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rizka menjelaskan, dari empat orang ini belum ada yang diperiksa maupun diklarifikasi ulang oleh Polresta Bogor Kota. Sejauh ini pihaknya baru mendapatkan hasil analisis dari Pusinafis Polri.
“Baru dari analisis, kita baru ada beberapa kandidat dan kita akan lakukan pengecekan. Itu kan kita baru by data. Baru nanti akan kita lakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan,” jelasnya.
Diketahui, kasus pembunuhan terhadap Noven terjadi pada 8 Januari 2019. Siswi Kelas XII SMK Baranangsiang itu ditikam sepulang sekolah si sebuah gang di Jalan Riau, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
Kejadian tersebut terekam kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian. Kendati demikian, polisi masih kesulitan mengungkap pelaku lantaran resolusi gambar pada CCTV tersebut terlalu rendah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
