Rabu 08 Nov 2023 16:58 WIB

Gagas Program Makan Siang dan Susu Gratis di Sekolah, Ini Alasan Prabowo Subianto

Program makan siang dan susu gratis jadi janji Prabowo jika jadi presiden.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Menhan Prabowo Subianto hadir di acara Silatnas (Silatnas) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) 2023 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan Sabtu (4/11/2023).
Foto: Antara
Menhan Prabowo Subianto hadir di acara Silatnas (Silatnas) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) 2023 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan Sabtu (4/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bakal calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan alasan membuat program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak di sekolah serta ibu hamil. Prabowo menyebut, program ini menjadi strategi jangka panjang untuk memperbaiki kondisi sumber daya manusia Indonesia, menghilangkan stunting, dan mengurangi beban rakyat miskin.

Saat ini angka stunting di Indonesia masih ada di kisaran 21,6 persen dan ditargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen tahun 2024.

Baca Juga

"Kita harus cari langkah-langkah yang bisa dirasakan rakyat segera terutama strategi kita adalah untuk segera memberi makan siang kepada seluruh anak Indonesia, terrmasuk mereka yang masih dalam kandungan ibunya, jadi ibu-ibu hamil kita tunjang," ujar Prabowo saat menyampaikan paparannya di depan para ekonom dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang digelar INDEF, Rabu (8/11/2023).

Program untuk memperkuat SDM ini kata Prabowo, sudah banyak dilaksanakan banyak negara seperti India, Singapura, Thailand dan juga Malaysia. Hal ini kata Prabowo karena program ini memberikan dampak signifikan.

Karena itu, jika ia terpilih menjadi presiden, langkah ini juga yang akan dia lakukan untuk pengembangan SDM Indonesia. "Dan kalau kita lihat anggaran kita untuk 2024 alokasi untuk stunting, alokasi untuk pendidikan, alokasi untuk perlindungan sosial sangat besar," ujarnya.

Dia menjelaskan, alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp 660 triliun, atau perlindungan bantuan sosial mencapai Rp 500 triliiun.

"Saya sangat optimistis bahwa makan siang ini mampu kita laksanakan, kalau urusan Rp 400 triliun urusan Rp 500 triliun sebetulnya, daripada sekarag kita tidak jelas, lebih baik langsung ke akar masalah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement