REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit proyek LRT Jabodebek. Ia menilai, audit diperlukan untuk memastikan penyebab buruknya kualitas trainset LRT Jabodebek tersebut.
Permintaan ini merupakan buntut dari rangkaian LRT Jabodebek Cibubur Line-Dukuh Atas dilaporkan sempat mogok pada 1 November 2023. Amin meminta, audit yang dilakukan setidaknya mencakup teknologinya maupun proses produksinya.
"Peristiwa ini menambah deretan masalah pada LRT Jabodebek, setelah sebelumnya banyak unit roda yang aus," kata Amin, Kamis (2/11).
Ia mengingatkan, banyaknya unit roda yang aus menyebabkan manajemen LRT Jabodebek hanya mengoperasikan 9 trainset dari 18 trainset yang biasa beroperasi. Hal itu mengakibatkan waktu tunggu dan keberangkatan LRT molor.
"Karena sebagian trainset harus masuk ruang perawatan," ujar Amin.
Menurut Amin, audit diperlukan untuk mengetahui kualitas trainset LRT apakah sudah sesuai standar. Apalagi, selama ini, PT INKA sudah berpengalaman memenuhi permintaan trainset LRT bagi negara lain yang dari sisj kuakitas harusnya terjamin.
Amin berharap, tidak ditemukan masalah dengan standar LRT yang digunakan di rute Jobodebek. Sebab, jika ditemukan tentu saja akan mencoreng reputasi anak bangsa dalam inovasi dan teknologi, khususnya bidang transportasi umum.
Audit dilakukan untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kualitas bahan baku atau proses pengerjaan. Jika terbukti ada pengurangan kualitas bahan, maka harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dan penyelidikan faktor-faktor penyebabnya.
"Saya khawatir, ada praktek rente dalam pengadaan trainset LRT, sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar," kata Amin.
Apalagi, pada Agustus 2023, Siemens yang ditunjuk sebagai pemasok dan pengelola software untuk operasional LRT Jabodebek memprotes ketidaksesuaian teknis pada 31 trainset LRT buatan PT INKA. Sehingga, tidak kompatibel dengan sistem atau software untuk pengoperasian.
Amin menambahkan, jangan sampai reputasi anak bangsa rusak gara-gara penyimpangan faktor non teknis produksi. Sebab, buruknya kualitas trainset LRT bisa menurunkan kepercayaan publik akan kemampuan anak bangsa Indonesia.
"Padahal, kita sedang membangun kepercayaan publik terhadap kemampuan anak bangsa dalam urusan teknologi perkeretaapian," ujar Amin.