REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memastikan pasokan air bersih yang disalurkan kepada masyarakat terdampak kekeringan di sejumlah wilayah masih mencukupi sehingga warga tidak perlu khawatir kekurangan air. Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Senin (23/10/2023), mengatakan bahwa hingga saat ini, pemkab belum menaikkan status darurat kekeringan di wilayahnya karena penyaluran air bersih pada warga masih mencukupi.
"Kami belum akan menaikkan status tanggap darurat karena kebutuhan air bersih untuk warga terdampak kekeringan masih dapat teratasi oleh instansi terkait, baik bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Palang Merah Indonesia maupun PDAM," katanya.
Menurut dia, hingga menjelang akhir Oktober 2023, pihaknya telah menyalurkan 401 ribu liter air kepada 23.813 warga di lima kecamatan yang mengalami kekurangan air bersih. Lima kecamatan terdampak kekeringan itu adalah Kecamatan Batang, Warungasem, Bandar, Subah, dan Pecalungan.
"Persebaran wilayah terdampak kekeringan di daerah ini masih belum meluas. Artinya, belum tersebar di 15 kecamatan sehingga kami juga akan mengidentifikasi terlebih dahulu sudah sejauh mana dampak kekeringan ini dirasakan oleh warga," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi menginformasikan bahwa persebaran bencana kekeringan di daerah ini sudah dirasakan oleh masyarakat di sejumlah wilayah kecamatan. Secara rinci, kata dia, Kecamatan Batang telah dilakukan penyaluran air bersih sebanyak 4 ribu liter untuk sekitar 300 orang, di Desa Pandansari, Kecamatan Warungasem 13 ribu liter air bersih untuk kebutuhan 1.493 jiwa, Desa Wonomerto 18 ribu liter untuk 1.048 orang, Desa Candi sebanyak 59 ribu liter air untuk 3.450 orang.
"Kemudian, Desa Durenombo, Kecamatan Subah 29 ribu liter untuk kebutuhan 2.464 jiwa, dan Desa Pretek, Kecamatan Pecalungan 278 ribu liter untuk kebutuhan 15.058 jiwa," katanya.