Sabtu 21 Oct 2023 17:48 WIB

Menko Muhadjir Ajak Antisipasi Ledakan Penduduk Lansia di Indonesia

Fase bonus demografi kedua akan dialami oleh Indonesia pada 2045.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erik Purnama Putra
Menko PMK, Prof Muhadjir Effendy.
Foto: Dok Kemenko PMK
Menko PMK, Prof Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti fase bonus demografi kedua (ageing population) yang akan dialami oleh Indonesia pada 2045. Muhadjir mengajak kementerian terkait menyiapkan langkah antisipasi dari sekarang.

Muhadjir menyebut ledakan penduduk usia lanjut dapat memberikan tantangan tersendiri bagi perekonomian negara dan kesejahteraan lansia. Hal itu terjadi apabila tidak dapat disikapi melalui kebijakan yang adaptif dan tepat sasaran, mulai sekarang.

"Bonus demografi itu puncaknya di tahun 2030, yang kedua di tahun 2045, itu fase ageing population atau negara berpenduduk tua. Semua harus disiapkan jauh-jauh hari mulai dari sekarang," kata Muhadjir dalam peringatan Hari Lanjut Usia Internasional 2023 di Aula Heritage Kemenko PMK pada Jumat (20/10/2023).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, jumlah penduduk Indonesia berusia lebih dari 60 tahun mencapai 10,48 persen. Pada 2045, diperkirakan Indonesia mengalami ledakan demografi dan penduduk lansia mencapai hampir seperlima dari seluruh penduduk atau di angka 19,9 persen.

 

Selain itu, tantangan terkait ledakan penduduk lansia tidak hanya terbatas pada persoalan perekonomian. Generation gap antara lansia dan generasi muda juga terlihat cukup tinggi. Sehingga diperlukan pelibatan generasi muda dalam kegiatan bersama lansia untuk inter-generation bonding supaya kedekatan terus bisa terbangun.

 

Muhadjir juga berpesan kepada seluruh jajaran untuk terus mengawal potensi yang mungkin akan timbul dan dapat merugikan kesejahteraan para lansia dan perekenomian negara akibat bonus demografi kedua. Dia pun mengajak pemangku kepentingan memikirkannya dari sekarang.

"Paling tidak di awal menyediakan sekretariat bersama yang representatif di kantor ini untuk semua kegiatan lansia agar dapat memantau dan melaksanakan program-program untuk lansia," ucap Muhadjir.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono mengatakan, gerakan peduli lansia harus mulai digelorakan dalam rangka menyiapkan penduduk usia tua agar dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.

Oleh sebab itu, berbagai infrastruktur penunjang yang berkaitan dengan upaya itu harus disiapkan oleh jajaran kementerian dan lembaga terkait. "Harus mulai digelorakan, tidak hanya bonus demografi di mana penduduk usia produktif akan memberikan kontribusi besar, tetapi juga penting untuk menyiapkan penduduk usia tua agar dapat memberikan kontribusinya juga," ucap Nunung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement