Jumat 20 Oct 2023 10:17 WIB

Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Pelatihan Dinilai Perlu Jadi Budaya

Potensi pelatihan perusahaan di Indonesia, cukup besar.

Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Muhammad Ali
Foto:

Ketua Dewan Juri Top Human Capital Awards 2023, Budi W. Soetjipto, Phd., mengatakan bahwa tantangan perubahan bisnis selama pandemi maupun pasca-pandemi, menuntut adanya pengelolaan sistem manajemen Human Capital yang agile (lincah) dan yang selaras dengan perubahan strategi bisnis perusahaan. 

Meningkatnya digitalisasi proses bisnis, juga harus diimbangi dengan kesiapan Human Capital yang adaptif terhadap pengembangan sistem dan teknologi digital.

Pesatnya perkembangan dan pengembangan teknologi digital yang semakin dipercepat dengan terjadinya Covid-19, menuntut banyak organisasi di seluruh dunia untuk melakukan transformasi bisnis, yang sedikit banyak mengubah strategi dan proses bisnis organisasi-organisasi tersebut. 

Sebagai konsekuensinya, sebagai bagian dari strategi dan proses bisnis tadi, Human Capital Management dituntut untuk melakukan transformasi yang sistemik agar organisasi dapat terus tumbuh secara berkelanjutan. “Oleh karena itu, keselarasan transformasi antara strategi dan proses bisnis dengan HCMS menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian Dewan Juri,” kata Budi.

“Selama proses penilaian dan wawancara penjurian TOP Human Capital Awards 2023, ada sejumlah temuan menarik terkait HCMS yang dapat menjadi pembelajaran untuk kita bersama,” papar Budi lagi.

Temuan tersebut diantaranya adalah: Pertama, secara umum, keselarasan antara HCMS dengan Strategi Bisnis perusahaan-perusahaan peserta, sudah cukup tinggi. Namun yang perlu lebih diperhatikan adalah pentingnya dan keberadaan ukuran/indikator keselarasan strategi HCMS dan Strategi Bisnis Perusahaan.

Kedua, penggunaan teknologi digital untuk pengembangan aplikasi HCMS sudah semakin meluas. Beberapa perusahaan sudah mengembangkan secara terintegrasi dengan proses bisnis, namun sebagian yang lain masih mengembangkan aplikasi HCMS yang terpisah dari proses bisnis. Dengan kata lain, integrasi aplikasi HCMS dan proses bisnis perlu mendapat perhatian dari semua.

Ketiga, pemanfaatan alih daya yang tentunya sah-sah saja untuk mendukung strategi bisnis yang telah dipilih. Namun demikian, pemanfaatan alih daya tentu harus terus memperhatikan aspek regulasi ketenagakerjaan dan aspek pengembangan human capital, baik yang di dalam perusahaan maupun menjadi bagian dari alih daya. 

Keempat, peran Top Leader yang menjadi kunci keberhasilan HCMS. Tentu saja tidak sembarang Top Leader, melainkan Top Leader yang memiliki peran dan komitmen tinggi untuk menjadikan HCMS sebagai bagian dari budaya di perusahaan. Aspek Tone at the Top, harus dijalankan. 

“Presiden Direktur, termasuk Dewan Direksi, harus dapat menjadi teladan dalam hal implementasi HCMS. Selain itu, kompetensi Human Capital di semua level manajemen, perlu untuk terus ditingkatkan agar budaya perusahaan, dapat dikembangkan menjadi perilaku unggul di dalam perusahaan,” Budi mengatakan lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement